Atjeh Watch
  • Nanggroe
    • Lintas Barat Selatan
    • Lintas Tengah
    • Lintas Timur
      • Nasional
  • Internasional
  • Saleuem
  • Feature
  • Olahraga
  • Sejarah
  • Sosok
  • Opini
  • Cerbung
  • Foto
  • Video
No Result
View All Result
  • Nanggroe
    • Lintas Barat Selatan
    • Lintas Tengah
    • Lintas Timur
      • Nasional
  • Internasional
  • Saleuem
  • Feature
  • Olahraga
  • Sejarah
  • Sosok
  • Opini
  • Cerbung
  • Foto
  • Video
No Result
View All Result
Atjeh Watch
No Result
View All Result
Home Internasional

Dicap Wuhan-nya Jerman, Ini Kisah Gangelt dan Pesta Karnavalnya

Admin1 by Admin1
10/04/2020
in Internasional
0
Dicap Wuhan-nya Jerman, Ini Kisah Gangelt dan Pesta Karnavalnya

Orang-orang mengantre di luar pusat pengujian coronavirus (COVID-19) di Frankfurt, Jerman, 18 Maret 2020. REUTERS/Kai Pfaffenbach

Jakarta – 15 Februari 2020. Sebuah pesta karnaval digelar di Gangelt, sebuah kota di Distrik Heinsberg, di Jerman sebelah barat. Ratusan orang berhimpun dalam kostum dan wig yang dibungkus dalam tradisi Rhineland. Mereka bercengkrama ditemani minuman bir dan anggur yang mengalir tanpa henti serta live music sepanjang empat jam puncak acara.

Komite karnaval terdiri dari 11 pria mengarahkan acara itu tanpa menyinggung sama sekali tentang sebuah wabah penyakit, COVID-19, yang telah tiba di tanah Jerman dua pekan sebelum pesta itu dilaksanakan. Tak ada yang menyangka, wabah itu ternyata mencengkeram pesta tersebut. Sebanyak tujuh orang terkonfirmasi terinfeksi virus corona COVID-19 sepulang dari pesta karnaval tersebut.

Seorang pria 47 tahun yang tampil sebagai penari balet di pesta karnaval Gangelt juga menjadi orang pertama di Jerman yang dirawat intensif karena COVID-19. Kini, Gangelt, rumah untuk 42 ribu orang, memiliki total 1.442 kasus infeksi dengan 43 angka kematian.

Angka itu terbesar di antara distrik administratif lainnya di Jerman, dan karenanya media nasional di negeri itu menamainya ‘Wuhan-nya Jerman’. Sejumlah kalangan menyalahkan penduduk dari kota itu sebagai penyebab COVID-19 kini tak terkendali di Jerman.

Seratus hari setelah Pemerintah Cina mengumumkan secara resmi penemuan virus misterius penyebab pneumonia, semakin jelas dinamika di balik penularan cepat virus itu hingga menciptakan pandemi saat ini. Penularannya bergantung kepada ‘efek kluster-kluster’ seperti kasus karnaval Gangelt.

Bukan hanya di Jerman–negara yang kini menyumbang jumlah kasus keempat terbesar di dunia menurut data Johns Hopkins University dengan 113 ribu kasus infeksi, setiap negara yang sedang dijerat wabah yang sama melaporkan kisah yang sama. Penularan COVID-19 disertai kisah perkumpulan-perkumpulan sosial, budaya, agama yang melibatkan banyak orang yang disertai dengan bergandengan tangan, bahkan berciuman dan berbagi gelas yang sama.

“Satu pola yang kami lihat di berbagai lokasi di dunia adalah di manapun ada acara menyanyi dan menari, penularan virus akan terjadi lebih luas,” kata Hendrik Streeck, profesor virologi di University of Bonn, Jerman.

Dia dan timnya telah meneliti kluster kasus COVID-19 di Heinsberg. Menurutnya, kebanyakan kasus infeksi virus corona tidak terjadi di supermarket atau restoran. Sebaliknya, di Heinsberg, timnya menemukan bukti virus ditularkan lewat permukaan pegangan pintu, smartphone, dan obyek lainnya.

Pola penularan serupa diduga terjadi pula di sebuah resor ski Ischgl di Austria, klub malam di Berlin, dan pertandingan bola di Stadion Bergamo, Italia. “Acara-acara massa adalah peluang sempurna untuk virus,” kata Niki Popper, matematikawan di Technical University, Wina.

Popper dan timnya mengembangkan simulasi yang dapat membantu pemerintahan setempat memprediksi dengan lebih akurat bagaimana pandemik berkembang. Dia menghitung apa yang disebutnya, poin awal dari jaringan epidemik lokal.

“Jika Anda memiliki 100 atau 200 orang berhimpun sekian lama dalam sebuah ruangan bersama seseorang yang membawa virus corona (carrier), maka misalnya 20 orang pulang dengan infeksi virus itu dan setelah masa inkubasi virus masing-masing menularkannya lagi ke rekan kerja dan keluarga, anggaplah 10 orang, maka dalam beberapa hari, infeksi virus itu bisa berlipat 200 kali hanya dengan satu insiden—dan begitu seterusnya.”

Sumber: Tempo.co

Tags: jerman
Previous Post

TikTok Serahkan Rp 100 M ke Gugus Tugas untuk Tangani COVID-19

Next Post

Wali Minta Akademisi Buat Skema Penyebaran Covid-19 di Aceh

Next Post

Wali Minta Akademisi Buat Skema Penyebaran Covid-19 di Aceh

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terbaru

DPRK Abdya Paripurnakan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBK Aceh Barat Daya Tahun Anggaran 2024

DPRK Abdya Paripurnakan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBK Aceh Barat Daya Tahun Anggaran 2024

10/07/2025
Dr. Safaruddin Temui Menteri Kesehatan, Minta Perhatian Pusat Terhadap Layanan Dasar di Abdya

Dr. Safaruddin Temui Menteri Kesehatan, Minta Perhatian Pusat Terhadap Layanan Dasar di Abdya

09/07/2025
 5 Jemaah Haji Aceh Masih Dirawat di Arab Saudi

 5 Jemaah Haji Aceh Masih Dirawat di Arab Saudi

09/07/2025
Jemaah Haji Aceh Kloter 9 Terpilih Manjadi yang Terbaik Versi Garuda Indonesia

Jemaah Haji Aceh Kloter 9 Terpilih Manjadi yang Terbaik Versi Garuda Indonesia

09/07/2025
SMAN 1 Syamtalira Bayu Wakili 4 Cabang Lomba FLS3N Tingkat Kabupaten ke Provinsi

SMAN 1 Syamtalira Bayu Wakili 4 Cabang Lomba FLS3N Tingkat Kabupaten ke Provinsi

09/07/2025

Terpopuler

Jemaah Haji Aceh Kloter 9 Terpilih Manjadi yang Terbaik Versi Garuda Indonesia

Jemaah Haji Aceh Kloter 9 Terpilih Manjadi yang Terbaik Versi Garuda Indonesia

09/07/2025

Ohku, Pria Bejat Perkosa Anak Tiri di Pidie

Nyan, Sejumlah Pustu Akan Direhap di Pidie

[Opini] Tanah Wakaf Tidak Boleh Dikuasai Negara

PGMNI Aceh Gelar Pelatihan dan Pengembangan Kompetensi Guru Madrasah 2025

  • Home
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

© 2022 atjehwatch.com

No Result
View All Result
  • Nanggroe
    • Lintas Barat Selatan
    • Lintas Tengah
    • Lintas Timur
      • Nasional
  • Internasional
  • Saleuem
  • Feature
  • Olahraga
  • Sejarah
  • Sosok
  • Opini
  • Cerbung
  • Foto
  • Video

© 2022 atjehwatch.com