BANDA ACEH – Ketua Komisi V DPR Aceh, M. Rizal Falevi Kirani, menilai gerak eksekutif Aceh lamban dalam penanganan wabah Corona di Aceh. Baik dalam hal pengadaan Alat Pelindung Diri (APD) bagi medis hingga bantuan sosial bagi masyarakat yang terimbas ekonomi selama wabah berlangsung.
Hal ini disampaikan M. Rizal Falevi Kirani kepada atjehwatch.com di sela-sela ngopi bersama di Gampong Gayo Café, Jumat malam 10 April 2020.
“Pemerintah Aceh, dalam hal ini eksekutif sebagai eksekutor kebijakan, bergerak sangat lamban,” ujar pria yang akrab disapa Falevi ini.
Sebagai contoh, kata Falevi, Komisi V DPR Aceh berkunjung ke DPR Aceh sekitar dua bulan lalu saat wabah Corona masih belum massif seperti sekarang.
“Saat itu, kita ketahui alat bantu pernafasan masih minim di RSUZA. Ada satu dan itupun masih manual. Kita minta alat tersebut diperbanyak namun ternyata tidak ditindaklanjuti. Padahal alat itu penting bagi pasien positif Corona,” ujar Falevi.
Demikian juga soal APD bagi medis di seluruh Aceh yang berada di garis terdepan dalam penangan Corona.
“Saat rumah sakit rujukan masih dua, kita sudah minta APD diperbanyak. Namun lagi-lagi eksekutif lamban,” kata Falevi.
Demikian juga dengan APBA Perubahan 2020, kata Falevi, DPR Aceh telah meminta agar eksekutif segera mengajukan perubahan agar penanganan Corona lebih maksimal di Aceh serta alokasi dana lebih banyak.
“Namun hingga sekarang belum ditanggapi. Padahal yang kita pertaruhkan itu nyawa masyarakat Aceh. Sebagai legislative, kita memiliki kewenangan dibidang pengawasan. Peran ini kami maksimalkan,” ujar politisi muda PNA yang dikenal vocal selama di DPR Aceh ini. []