Langsa- Nanggroe Aceh Darussalam dikenal dengan Serambi Mekah. Keberagaman budaya Islam yang kental dan aktivitas masyarakatnya di bulan suci ramadhan selalu dihiasi dengan berbagai pernak-pernik bernuansa islami juga saling berbagi kepada sesama.
Bubur kanji kaya rempah bulan ramadhan menjadi makanan khas berbuka yang wajib ada di Gampong Meutia. Bubur kanji yang dibuat beramai-ramai ini kaya akan bumbu rempah khas Aceh. Bubur kanji hasil dari sumbangan dari donatur di sekitaran Gampong Meutia Kecamatan Langsa Kota Kota Langsa. Namun bukan hanya sumbangan dari warga gampong ini saja, banyak masyarakat Gampong Meutia yang berada di luar daerah turut menyumbang uangnya untuk dibuat bubur kanji dan dibagikan kepada warga secara cuma-cuma.
Setiap Kabupaten Kota di Aceh mempunyai ciri khas masing-masing. Namun setiap budaya dan kegiatan masyarakat semuanya hampir punya kemiripan, seperti memasak bubur kanji ini adalah merupakan kegiatan rutin masyarakat Gampong Meutia setiap bulan suci ramadhan tiba.
Setiap harinya selama Ramadhan, kanji Gampong Meutia merupakan santapan khas berbuka puasa warga setempat, bahkan warga gampong tetangga sekitarnya juga ikut menikmatinya. Karena Gampong Meutia letaknya pas di tengah-tengah kota kecamatan yang di kelilingi oleh sepuluh lainnya di kecamatan Langsa Kota.
Memasak bubur kanji secara banyak tersebut adalah warisan nenek moyang warga Gampong Meutia secara turun temurun dan sudah puluhan tahun lamanya mulai dari tahun 1958 hingga sekarang masih dilestarikan oleh warga setempat. Kata Tokoh Pemuda Gampong Meutia, Banta Pay, dulunya Gampong Meutia bernama Seuneubok Teungoh.
“Kanji tersebut merupakan sumbangan para dermawan yang ingin beramal pada bulan ramadhan., Kanji dimasak oleh masyarakat dan dibagikan secara gratis kepada masyarakat sekitarnya untuk bukaan puasa. Tidak jarang juga ada warga kampung tetangga juga ikut menikmati kelezatan dari bubur kanji tersebut,” ujar Banta Pay.
“Kanji tersebut ciri dan rasanya ibarat bubur dengan bumbu kari. Dilengkapi dengan rempah-rempah khas Aceh tentunya dapat menyehatkan bagi orang sedang berpuasa, terutama bisa menjaga stamina dan bagi penderita sakit lambung sangat aman mengkonsumsi bubur kanji satu ini,” sambungnya.
Ketua badan kemakmuran Masjid Syuhada, Ir M Ali Usman, menceritakan, setiap hari kebutuhan bahan-bahan untuk memasak bubur kanji mengeluarkan anggaran sedikitnya mencapai satu juta perharinya. Uniknya masyarakat yang ingin bersedekah berlomba mendaftarkan diri ke panitia pembangunan Masjid Syuhada. Terkadang ada warga yang terlambat mendaftar, sehingga tidak kebagian hari lagi untuk menyumbang.
Pendaftaran bagi penyumbang di buka dua hari sebelum Ramdhan tiba. Ketika sudah masuk malam kedua ramadhan sudah penuh bagi penyumbang untuk sebulan ramadhan. Antusiasme masyarakat ini sangat luar biasa. Ia juga berterimakasih kepada donatur yang menyumbang dan masyarakat yang ikut serta membantu dalam memasak bubur kanji ini
Bagi yang sudah terlambat menyumbang, hanya menambah sumbangan dengan bahan udang, daging ayam dan sapi untuk menambah gurih dan nikmat rasa kanji tersebut. Ketika bubur kanji sudah mulai masak, maka proses pembagianpun di mulai.
“Masyarakat setempat beramai-ramai membungkus kanji tersebut dalam plastik 1 kg. Lalu baru dibagikan kepada masyarakat. Biasanya masyarakat datang tinggal mengambilnya saja. Ini dapat menjadi contoh bagi masyarakat kampung lainya di Aceh. Banyak cara untuk beramal salah satunya adalah dengan membuat bubur kanji seperti ini,” tutup Ali Usman. []