HARI ini cuaca sedikit panas, dua unit mobil minibus melaju kencang di jalan nasional Banda Aceh-Medan. Sebuah mobil Innova warna abu-abu melaju paling depan. Itu adalah mobil yang disupiri langsung Iskandar Usman Al-Farlaky, anggota DPRA dari Fraksi Partai Aceh.
Dia sering dipanggil Bang Is atau Al-Farlaky. Rombongan ini mengejar waktu untuk masuk ke kawasan Simpang Ulim dan Lhoekbibong guna keperluan mengantar bantuan sembako kepada sejumlah inoeng balee dan lansia. Maklum saja dari janji jam 14.00 WIB, waktu sudah bergeser beberapa menit.
Sampai di Jembatan Arakundo, satu mobil merk honda sudah menunggu di sana. Mereka adalah mantan kombatan GAM Simpang Ulim, yakni Fadil Muhammad (mantan anggota DPRK Aceh Timur) bersama dengan teman-temannya. Sejurus kemudian setelah Al-Farlaky berbincang dengan Fadil, rombongan akhirnya langsung menuju ke titik penyaluran sembako.
Awalnya rombongan Al-Farlaky yang didampingi Fadil Muhammad Cs bergerak ke kawasan Simpang Ulim, masuk ke rumah inoeng bale yang selama konflik juga menampung para gerilyawan GAM.
Ada juga isteri dari mantan GAM yang sudah meninggal dunia. Kini mereka membesarkan anak-anaknya dengan penghasilan yang tidak pasti.
Tidak semua jalan mulus menuju ke lokasi penyaluran bantuan sembako. Iskandar tetap bersemangat menempuh jalan setapak. Bahkan kerap pula Al-Farlaky bertukar pengalaman dengan Fadil Muhammad yang juga mantan anggota dewan saat turun ke lapangan. Sebagian kombatan yang ikut dalam rombongan seperti Cantoi juga bernostalgia kisah lama dengan Al-Farlaky.
Usai wara wiri di Simpang Ulim. konvoi rombongan politisi muda Partai Aceh kemudian masuk via jalan irigasi sayap kanan untuk menuju ke wilayah Lhoeknibong. Iskandar dan Fadil menuju langsung ke rumah inong balee dan lansia guna menyerahkan bantuan.
“Piyoeh neuk, tameubuka hinoe bak kamoe. Peuloem katroeh keunoe. Loen hana sehat katuha. trimoeng geunaseh that nyak kakajak saweu loen,” ucap salah seorang inong bale sambil memegang pundak Al-Farlaky.
Anggota DPRA ini bukan tidak mau berbuka bersama, namun karena ada agenda lain, ia harus segera balik ke Banda Aceh sebab besok, Rabu (6/5/2020) pagi, ada rapat soal pemotongan dana dayah yang dilakukan sepihak oleh Pemerintah Aceh.
“Insya Allah nek lain kali. Loen lakei izin ilei neuk gisa u banda. Na rapat singoeh. Insya Allah laen kali tameurumpoek teuma,” Ucap Al-Farlaky sambil melempar senyum. []