PRIA muda di atas adalah Alfarlaky. Nama lengkapnya adalah Iskandar Usman Alfarlaky. Title Alfarlaky sendiri ditambalkan untuk mengingat daerah kelahiran-nya di Peureulak, kabupaten Aceh Timur.
Nama Alfarlaky ini tentu tak asing lagi di telinga masyarakat di Aceh.
Sedangkan foto tadi diambil saat statusnya masih tercatat sebagai mahasiswa UIN Ar-Raniry Banda Aceh. Hampir 20 tahun yang lalu.
Ya, di kampus UIN, Alfarlaky tercatat sebagai salah seorang mahasiswa yang dikenal vocal semasanya.
Ia menguasai mimbar kampus. Kritikan dan orasinya cukup menyegat para pejabat di awal-awal 2000-an.
“Ruang kuliah, diskusi, kantin, mushala serta orasi.”
Aktivitas ini melekat pada setiap aktivis mahasiswa. Tak terkecuali bagi Alfarlaky.
“Bagi kami, jalanan adalah ruang kuliah kedua saat itu,” ujar Iskandar.
Hal ini pula yang membuatnya sering berhadapan dengan aparat keamanan pada saat itu. Terutama saat pemilihan raya (Pemira) mahasiswa di UIN Ar-Raniry era 2003. Alumni Fakultas Syariah IAIN Ar-Raniry (sebelum berubah menjadi UIN Ar-Raniry-red) turut menjadi calon pimpinan mahasiswa saat itu dan kemudian berakhir ricuh.
“Itu jadi kenangan tersendiri bagi saya. Jujur, apa yang saya peroleh sekarang tak terlepas dari pengalaman organisasi saat berstatus mahasiswa,” ujar Iskandar.
“Namun selepas dari kampus, teman-teman yang sempat berseberangan di kampus justru jadi teman dan mitra kerja saat ini. Kini bahu membahu untuk mengawal Aceh yang lebih baik,” kata Iskandar.
Kini hampir 20 tahun berselang. Alfarlaky bukan lagi aktivis mahasiswa. Ia adalah anggota DPR Aceh.
Sempat menjalani profesi sebagai wartawan Serambi Indonesia, Iskandar kemudian terpilih sebagai anggota DPR Aceh termuda periode 2014-2019. Iskandar terpilih dari Dapil Aceh Timur melalui Partai Aceh.
Saat itu, ia ditunjuk sebagai ketua Banleg DPR Aceh. Di awal-awal menjabat, ia sempat diragukan banyak pihak karena dianggap terlalu muda. Namun Iskandar justru menjawab dengan kerja nyata.
Sikap kritis yang ditunjuk Iskandar membuatnya dipercayakan sebagai Ketua Fraksi PA di DPR Aceh pada periode lalu.
Pada Pileg 2019 lalu, Iskandar kembali terpilih dengan suara yang meningkat drastic serta salah satu incumbent peraih suara terbanyak untuk DPR Aceh.
Saat Partai Aceh mengutuskan Iskandar ke komisi 5 DPR Aceh yang membidangi kesehatan dan social, banyak pihak yang menilai langkah tersebut sebagai bentuk pembuangan terhadap politisi muda itu.
Namun kini, kiprah Iskandar justru semakin berkiprah. Karena pada saat bersamaan, wabah Covid-19 melanda Aceh.
Namanya kini kerap menghiasi headline media massa di Aceh. Baik cetak maupun online. Bahkan, bisa dikatakan, hampir tiada hari tanpa sosok tersebut di media massa.
Memperoleh ketenaran, tak membuat Iskandar berbangga hati. Ia kini tetap aktif turun ke kampung-kampung guna menyapa warga selama Covid-19 melanda, mengunjungi orang sakit serta aktif mengkritisi setiap kebijakan eksekutif yang dinilai salah dan melukai hati masyarakat Aceh.
“Ini karena komitmen saya, sejak masih berstatus mahasiswa dulu, untuk terus berbuat. Tentu untuk kapasitas yang saya miliki pada setiap fase tadi. Sesuai kemampuan. Saya ingin jadi pembeda. Jadi ingin menunjukan pada masyarakat bahwa pemuda itu pembawa perubahan. Maka setiap amanah yang diberikan, harus saya jawab dengan kinerja nyata,” kata ayah 4 putra ini lagi. []