Jakarta – Maskapai Air France berencana memutus hubungan kerja dengan 7.580 karyawan di tengah peningkatan kerugian akibat pandemi Covid-19 berkepanjangan.
CNN melaporkan bahwa angka tersebut merupakan akumulasi dari pengurangan karyawan di Air France dan anak perusahaannya, HOP!.
Air France memasang target memangkas 6.560 karyawan hingga akhir 2022, sementara HOP! akan memutus hubungan kerja dengan 1.020 pekerja.
Mereka berharap akan ada 3.500 karyawan yang mengundurkan diri secara sukarela, termasuk karena alasan pensiun, agar dapat meringankan beban keuangan perusahaan.
Maskapai mengambil keputusan ini ketika Asosiasi Transportasi Udara Internasional memprediksi industri penerbangan global bakal mengalami kerugian hingga US$84 miliar pada tahun ini.
Air France sendiri memperkirakan tak akan bisa membalik keadaan keuangan mereka hingga bisa meraih profit pada 2021, meski ada peningkatan pesat dalam kegiatan ekonomi global.
“Pemulihan sepertinya akan sangat lamban karena ketidakpastian mengenai situasi kesehatan, pencabutan larangan perjalanan, dan perubahan permintaan komersial,” demikian pernyataan Air France.
Lebih lanjut, Air France memprediksi bahwa finansial mereka tidak akan kembali ke kondisi sebelum pandemi Covid-19 setidaknya hingga 2024.
Bulan lalu, pemerintah Prancis sendiri sebelumnya sudah memberikan bantuan hingga US$17 miliar untuk mendukung Airbus, Air France, dan industri penerbangan secara luas.
Mereka mengatakan bahwa Eropa tak boleh ketinggalan dari China dan Amerika Serikat di pertarungan penerbangan global di tengah pandemi.
Namun pekan lalu, Airbus menyatakan bahwa mereka bakal memutus hubungan kerja sekitar 15.000 karyawan dalam 13 bulan ke depan.