Jakarta – Menteri Agama, Fachrul Razi menyebut ada 11.998 madrasah di Indonesia yang masih belum terjangkau oleh akses jaringan listrik. Dia juga mengatakan ada 13.793 madrasah belum mendapat akses internet.
Fachrul menyampaikan itu semua dalam rapat kerja bersama Komisi VIII DPR, Selasa (7/7).
“Saat ini Kemenag sedang menjalin komunikasi untuk kerjasama dengan kementerian dan lembaga terkait untuk mengatasi hal tersebut terutama di daerah 3T [terluar, tertinggal dan terdepan],” kata Fachrul di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (7/7).
Fachrul menegaskan bahwa kebutuhan akses terhadap listrik dan internet sangat diperlukan bagi proses belajar mengajar di madrasah. Terlebih lagi, saat ini proses belajar mengajar masih mengutamakan pada kegiatan tatap muka bia internet di tengah pandemi virus corona.
Fachrul mengatakan saat ini pihaknya telah melakukan langkah langkah strategis untuk pencegahan dan penanggulangan dampak Covid-19 di madrasah.
Diantaranya, kata dia, Kemenag mengubah petunjuk teknis (Juknis) penggunaan dana BOS Madrasah dan BOP RA. Juknis itu memperbolehkan madrasah untuk menggunakan dana BOS untuk upaya pencegahan Covid-19.
“Dan bisa digunakan untuk penunjang penyelenggaraan pembelajaran daring (e-learning),” kata Fachrul.
Kemenag, lanjutnya, sejauh ini sudah bekerja sama dengan sejumlah provider telekomunikasi untuk memberikan bantuan kuota terjangkau bagi siswa madrasah. Siswa bisa mendapatkan diskon harga hingga 60 persen dengan mengunjungi situs madrasah.kemenag.go.id/bantuankuota/terjangkau/.
“Mengingat Kondisi pandemi Covid-19 yang masih belum berakhir, maka perpanjangan perjanjian kerjasama akan dilakukan sampai dengan 31 Desember 2020,” kata dia.