Banda Aceh – Ketua Umum Ikatan Pemuda Pelajar dan Mahasiswa Aceh Tengah (Ippemata-Banda Aceh), Sutris, meminta Pemerintah Aceh untuk menolak kedatangan dan kehadiran oknum – oknum yang mengatasnamakan dirinya dari Pengurus Forum Paguyuban Mahasiswa Pemuda Aceh (FPMPA) untuk sementara waktu.
Hal ini berdasarkan masih terjadinya Konflik Internal di tubuh FPMPA.
“Sampai saat ini FPMPA masih belum mempunyai kepengurusan yang sah dikarenakan Kongres yang di gelar pada 03 Agustus 2019 di Aula Gedung Pemuda masih belum mempunyai kelanjutan, Kongres berakhir ricuh dan tidak mempunyai titik temu sampai saat ini,” ujar Sutris.
“Kongres yang seyogyanya hanya tinggal pada agenda pemilihan ketua umum namun dikotori dengan keberpihakan pimpinan sidang dalam penetapan calon ketua yang tidak memenuhi syarat.”
Menurutnya, calon tersebut bernama Rahmad Muchliyan dan forum menolak ketetapan tersebut hinga berakhir ricuh dan sidang tidak bisa dilanjutkan kembali dikarenakan hanya ada satu pimpinan sidang dan sidang berakhir ricuh tanpa kesimpulan.
“Namun beredar kabar dalam beberapa hari ini ada pihak – pihak yang mengatasnamakan dirinya dari pengurus FPMPA mendatangi Kediaman PLT Gubernur Aceh.”
“Ini jelas kepengurusan yang sangat manipulatif, tanpa dasar hukum yang kuat mereka berani mengatasnamakan dirinya FPMPA. Dikarenakan persoalan ini belum mempunyai titik temu, kami berharap Bapak PLT Gubernur Aceh untuk tidak menggubris dan merespon pihak – pihak yang mengatasnamakan dirinya sementara waktu.”
“Kami akan coba mengajak seluruh Paguyuban 23 Kab/Kota untuk duduk kembali untuk Menyelesaikan Konflik di Tubuh FPMPA,” kata Sutris.
Sutris juga menambahkan FPMPA merupakan wadah pemersatu Pemuda dan Mahasiswa Aceh dan Kami mengajak pemerintah secara bersama-sama turut aktif untuk mendongkrak nilai solidaritas mahasiswa dan pemuda seluruh Aceh. []