BANDA ACEH – Peringatan 15 Agustus 2020 dengan ‘Tour Moge’ yang dilaksanakan oleh Badan Reintegrasi Aceh (BRA) dinilai melukai nilai-nilai perdamaian Aceh. Kegiatan yang dinilai unfaedah ini menuai protes dari berbagai kalangan, termasuk anggota DPR Aceh dari Fraksi Partai Aceh.
“Ini sangat menyayat hati para mantan kombatan. Kegiatan ini juga melukai hati masyarakat Aceh yang menjadi korban konflik serta belum memperoleh keadilan hingga sekarang,” ujar anggota Fraksi PA DPR Aceh, Iskandar Usman Alfarlaky, Rabu 12 Agustus 2020.
Menurut Iskandar, hari damai Aceh harusnya diperingati dengan lebih arif dan bijaksana. Salah satunya seperti evaluasi kinerja-kinerja BRA dan pemerintah Aceh selama damai berlangsung.
“Evaluasi segala persoalan yang muncul pasca damai. Tuntutan dan kewenangan Aceh yang belum dipenuhi.”
“Tour moge lukai hati korban konflik Aceh,” ujar Alfarlaky.
“Saat ini banyak korban konflik yang belum dipenuhi haknya. Banyak kombatan yang hidup di bawah kemiskinan. Ini sebetulnya yang perlu dilakukan sehingga kedepan ada upaya untuk berbuat lebih baik,” kata politisi muda Partai Aceh ini lagi.
“BRA itu terbentuk berdasarkan histori yang berbeda dengan lembaga lainnya. Atas dasar itu, program pun harusnya mencerminkan nilai-nilai tadi. Kita berharap Tour Moge dibatalkan,” kata Iskandar.
Sebelumnya diberitakan, Sekda Aceh menyurati sejumlah bupati dan walikota untuk memfasilitasi perjalanan touring dalam rangka hari damai Aceh. Acara ini sendiri berlangsung dari 12 hingga 14 Agustus. []