Jakarta – Dewan Pembina Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini menganggap gagasan pembentukan partai lokal di Papua bisa jadi warisan yang baik dari Presiden Jokowi untuk masyarakat setempat. Sekaligus meningkatkan kepercayaan bahwa Jokowi memang berkomitmen memajukan demokrasi.
“Semestinya di periode kedua ini bisa jadi legacy Pak Jokowi untuk Papua. Kalau mau dilihat secara lebih holistik, komitmen demokrasi Pak Jokowi untuk Indonesia,” kata Titi dalam sebuah diskusi daring, Selasa (25/8).
Menurut Titi, gagasan pembentukan dan perizinan partai lokal Papua masuk dalam kontestasi politik bukanlah hal yang buruk. Partai lokal Papua juga berkaca dari keberadaan partai lokal di Aceh.
Titi meminta Pemerintah dan publik memaknai kehadiran partai lokal sebagai terobosan baru di Indonesia yang mengadopsi kesatuan tetapi menerapkan otonomi daerah.
“Dapat menjadi narasi yang betul-betul membangun penguatan sistem kepartaian, kepemiluan, dan pada akhirnya memperkuat Sistem Pemerintahan kita,” jelas Titi.
Kehadiran partai politik tingkat nasional sejauh ini, kata Titi, justru meredam isu-isu di tingkat lokal. Karenanya, dia mendukung partai lokal yang bisa menyuarakan isu di level terbawah untuk berada di pemerintahan.
“Jadi jangan dimaknai partai lokal itu merujuk pada skema pembentukan parpol nasional karena itu lex generalis, sementara partai lokal itu lex specialis,” Kata Titi.
Partai lokal juga mendukung penerapan pemilu asimetris seperti di Aceh. Pemilu asimetris di Aceh, kata Titi, membuat partai lokal bisa menerapkan syarat mampu membaca Alquran bagi para calon yang akan berkontestasi.