REDELONG – Virus Corona itu ada, nyata, konkret, dan sudah banyak memakan korban.
Hal itu disampaikan Bupati Bener Meriah Tgk. H. Sarkawi saat menghadiri penyerahan hadiah lomba evaluasi perkembangan kampung di Aula Setdakab setempat, Kamis (10/9/2020).
Menurut Bupati, saat ini kita berada di tengah-tengah dua pendapat terkait wabah virus corona, ada pendapat yang mengatakan kalau virus corona itu tidak ada, dan ada satu pendapat lagi yang mengatakan seolah olah dunia ini berhenti, tidak bisa berbuat apa-apa lagi akibat virus corona.
Tgk. H. Sarkawi menjelaskan kalau corona itu ada, nyata, konkret, dan sudah banyak memakan korban ratusan jiwa di dunia. Corona mengakibatkan ada yang dirawat, bahkan yang meninggal dunia, kendati demikian di sisi lain kita harus hidup, program harus hidup, kehidupan harus berjalan, ini yang kemudian diistilahkan saat ini dengan kenormalan baru.
”Kehidupan harus berjalan tidak bisa tidak, program ekonomi harus berjalan tidak bisa tidak, kehidupan harus berjalan tapi kita harus menyesuaikan, beradaptasi dengan kehidupan yang baru yang menuntut kita harus menerapkan setidaknya tiga hal, yaitu memakai masker, menjaga jarak dan pola hidup bersih, agar semua kehidupan berjalan,” ujarnya.
“Program ekonomi berjalan, desa beroprasi, semuannya bergerak, kecuali beberapa titik yang masih diberlakukan pembatasan-pembatasan,” timpal Bupati.
Menurutnya diawali dari desa-desa. Desa-desa tidak boleh mati, desa harus hidup, desa harus beroperasi, tapi di samping itu kata bupati, masyarakat kita harus disiplin harus menjaga dan menerpakan protokol kesehatan dengan ketat.
”Kenapa suatu daerah diberlakukan Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB) karena masyarakatnya tidak mematuhi protokol kesehatan, sehingga semua akifitas sosial dibatasi secara besar,” tegasnya.
Diterangkan Bupati Tgk. H. Sarkawi, bahwa Kabupaten Bener Meriah pernah mengalami kasus konfirmasi postif Covid-19 yang besar sekali, di mana satu peristiwa salah satu masyarakat setempat terkofirmasi dan ditangani oleh tenaga medis. Bahkan beberapa pertanyaan yang diajukan oleh pihak medis tidak dijawab dengan jujur, sehingga beberapa tim medis ikut terkontaminasi virus, karena penangaan dilakukan secara biasa. Sehingga Kabupaten Bener Meriah masuk dalam zona merah, dengan penanganan yang baik akhirnya turun menjadi zone oren, dan hijau.
”Artinya apa, dengan sudah stabil, semua aktifitas sudah berjalan, desa bergerak, semuanya sudah bergerak. Harapan kami, dengan stabilnya kehidupan saat ini, desa-desa harus membangun. Semuanya harus bergerak, meskipun di tengah kesulitan anggaran,” ajak Sarkawi.
“Hari ini semua terdapak mulai dari level nasional, sampai ke level kampung, yang kita alami sekarang adalah kesulitan anggaran. Di mana sebelumnnya sudah dilakukan musyawarah desa terkait program-program semuanya menjadi berantakan akibat kesulitan anggaran. Pusat repot pusing, provinsi repot pusing, kabupaten reput pusing, hingga kampung repot pusing. Biasanya banyak koin, koinnya hilang, biasanya banyak poin, poinnya hilang. Akibat dialihkan untuk keketahan pangan dan covid. Saat ini kondisi nasional sedang sakit,” pungkas Bupati Bener Meriah.