Jakarta – Setidaknya 50 tewas dalam insiden longsor di lokasi galian tambang emas pada Jumat di Kota Kamituga, Provinsi Kivu Selatan, Republik Demokratik Kongo.
Gubernur Provinsi Kivu Selatan, Theo Ngwabidje Kasi, menyesalkan kejadian tersebut, meski Wali Kota Kamituga, Alexandre Bundya belum dapat memastikan jumlah korban tewas.
“Kematian tragis 50 orang, mayoritas masih muda,” ujar Theo seperti dikutip dari AFP, Sabtu (12/9).
Seorang warga yang berada di tempat kejadian, Jean Nondo, mengatakan seorang saksi berkata kepadanya bahwa dalam insiden itu ada lebih dari 50 orang tewas, dan hanya satu orang yang selamat.
Dia menuturkan, saat kejadian sungai dekat tambang banjir akibat hujan deras dan air kemudian masuk ke tiga terowongan. Saat pekerja berusaha keluar, tidak ada jalan karena air mengalir deras dengan tekanan tinggi.
Bundya, selaku Wali Kota Kamituga menyalahkan penurunan tanah akibat hujan lebat dalam insiden tersebut. Atas kejadian itu, ia memutuskan masa berkabung dua hari dan meminta penduduk setempat membantu mengeluarkan jenazah korban.
Kecelakaan di tambang darurat Kongo memang kerap terjadi, dan seringkali memakan korban jiwa. Banyak tambang semacam itu berada di daerah terpencil sehingga kecelakaan tidak dilaporkan.
Para penambang ilegal menjual hasil galian ke pedagang lokal, yang kemudian menjualnya ke perusahaan asing besar.
“Penyelidikan harus dilakukan untuk mengetahui penyebab bencana ini,” kata perwakilan masyarakat sipil, Nicolas Kyalangalilwa. “Pihak berwenang harus mengambil tanggung jawab alih-alih mengenakan pajak bagi para penambang ini.”