Jakarta – Dalam sepekan terakhir telah terjadi sejumlah rentetan aksi penembakan di wilayah Papua. Aparat TNI dan Polisi mengklaim Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) bertanggung jawab atas sejumlah insiden itu.
Berdasarkan catatan CNNIndonesia.com, setidaknya enam orang menjadi korban tewas tertembak dalam empat insiden berbeda di wilayah Bumi Cenderawasih dalam satu minggu terakhir.
Insiden penembakan pertama terjadi pada Senin (14/9). Korban pada insiden ini merupakan dua tukang ojek bernama La Ode Anas (33) dan Fathur Rahman (23). Keduanya ditembak di wilayah wilayah Kampung Mamba, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua.
Menurut Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Polri Brigadir Jenderal Awi Setiyono, KKB sempat menembaki salah satu korban sebanyak tujuh kali saat insiden terjadi. Kala itu, tembakan terjadi beriringan saat kedua korban sedang melintas di jalur tersebut.
“Korban pertama ditembaki oleh KKB sebanyak kurang lebih 7 kali tembakan, kemudian menyelamatkan diri,” kata Awi kepada wartawan di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (15/9).
Kedua korban berhasil dievakuasi dan dibawa ke RSUD Timika, Mimika, Papua untuk menjalani perawatan. Para korban pun dalam kondisi stabil.
Selang tiga hari kemudian, KKB diklaim kembali melakukan kontak senjata dengan warga sipil di Distrik Sugapa. Korban bernama Badawi, seorang tukang ojek dianiaya menggunakan senjata taja, hingga meninggal dunia sekitar pukul 10.50 WIT di belakang SD YPPK Santo Misael, Kampung Bilogai.
Kepala Penerangan Kogabwilhan III, Kol Czi IGN Suriastawa mengatakan bahwa korban sempat dievakuasi oleh warga sekitar dan aparat ke Puskesmas Bilogai. Di Puskesmas, korban langsung ditangani oleh tim medis namun tak tertolong.
Beberapa jam kemudian, KKB kembali menyerang seorang aparat TNI bernama Serka Sahlan yang sedang dalam perjalanan membawa logistik. Sahlan merupakan personel yang bertugas sebagai Babinsa di Hitadipa.
“Korban mengalami luka tembak sehingga langsung meninggal dunia di tempat dan dievakuasi ke Puskesmas Bilogai,” kata dia.
Keesokan harinya, saat hendak mengevakuasi jenazah Sahlan dari Kabupaten Intan Jaya ke Kabupaten Nabire, polisi menuding bahwa KKB melakukan tembakan ke pesawat Dabi Air PK-DPG untuk menghadang proses evakuasi.
Namun, kata dia, tidak ditemukan bekas atau tanda pesawat yang terkena tembakan. Oleh sebab itu, setelah dilakukan penyisiran selama kurang lebih 30 menit, pesawat kembali melanjutkan penerbangan.
“Terjadi tembakan sebanyak dua kali yang berasal dari Ujung Bandara Bilorai Kampung Bilogai dengan Jarak 300 Meter dari Runway 09 yang dilakukan oleh KKB terhadap Pesawat Dabi Air PK DPG,” kata Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Musthofa Kamal melalui keterangan resmi, Jumat (18/9).
Kontak senjata juga kembali terjadi pada Sabtu (19/9) lalu, di mana baku tembak dilakukan antara Satuan Tugas BKO Aparat teritorial (Apter) Koramil Persiapan Hitadipa. Akibatnya, seorang anggota TNI bernama Prajurit Satu Dwi Akbar meninggal lantaran terkena tembakan.
Baku tembak itu terjadi di Pos Koramil Persiapan Hitadipa Kampung Hitadipa Distrik Hitadipa Kabupaten Intan Jaya. TNI mengklaim bahwa Satgas Atper kala itu sedang bertugas untuk menyiapkan Koramil dan Kodim baru di wilayah tersebut.
Insiden terakhir terjadi pada Minggu (20/9) kemarin. Seorang pendeta bernama Yeremia meninggal dunia usai terkena tembakan. Lagi-lagi, wilayah Kabupaten Intan Jaya menjadi lokasi penembakan tersebut.
Pihak TNI menyebut aksi penembakan oleh KKB itu dilakukan untuk menarik perhatian di Sidang Umum PBB yang akan digelar akhir bulan ini. Dalam hal ini, dia menduga bahwa KKB berusaha menebar fitnah dengan menuduh TNI sebagai pelaku penembakan.
“Seperti yang telah saya sampaikan kemarin, mereka sedang mencari momen menarik perhatian di Sidang Umum PBB akhir bulan ini,” kata Suriastawa dalam keterangan resminya, Minggu (20/9).
Sementara Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII) menduga pendeta Yeremia Zanambani di Kabupaten Intan Jaya, Papua, ditembak aparat TNI hingga tewas dalam operasi militer pada Sabtu (19/9). Penembakan itu terjadi saat pendeta tersebut pergi ke kandang babi miliknya.
Akibat penembakan itu, para jemaat gereja ketakutan lari ke hutan. Tujuh hingga delapan gereja di sekitar lokasi kejadian pun saat ini kosong.
Berdasarkan catatan TNI, sejak Minggu (20/9) pagi, sudah ada tiga akun yang diduga dikendalikan KKB Papua untuk menyebarkan berita bohong (hoaks) dengan memutarbalikkan fakta. Hal itu dilakukan untuk menghasut masyarakat dengan menyudutkan TNI/Polri dan Pemerintah.
Korban-korban penembakan itu menambah jejak hitam konflik bersenjata Bumi Cenderawasih. Kepolisian mencatat, sepanjang 2020 setidaknya sudah ada 46 kasus kekerasan oleh kelompok bersenjata yang telah memakan korban.
“Sampai saat ini korban meninggal dunia sebanyak 9 orang yakni 5 orang warga sipil, 2 anggota TNI dan 2 anggota Polri,” kata Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Ahmad Musthofa Kamal, Selasa (15/9).
Hingga saat ini, pihak Polri dan TNI masih melakukan pengejaran terhadap sejumlah insiden penembakan yang terjadi di wilayah papua.