Jakarta – Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan resesi ekonomi sering kali terjadi tidak tiba-tiba. “Jadi bukan seperti hantu yang tiba-tiba datang, kita kaget, tidak. Resesi perlambatan kegiatan ekonomi secara keseluruhan,” katanya dalam diskusi virtual, Jumat, 25 September 2020.
Febrio menjelaskan, pengertian sederhana resesi yaitu dalam dua kuartal berturut-turut pertumbuhan ekonomi negatif. Dia menuturkan tanda-tanda resesi sudah terlihat mulai dari kuartal I hingga kuartal II, di mana pertumbuhan ekonomi sudah signifikan terkoreksi.
Namun begitu, menurut Febrio, tak sedikit warga yang kaget karena Indonesia mengecap pertumbuhan ekonomi 5 persen per tahun selama 10 tahun terakhir. Begitu ada pertumbuhan ekonomi di bawah 5 persen dalam dua kuartal atau 1 kuartal, kata dia, akan menimbulkan pertanyaan soal pelambatan perekonomian.
Pertanyaan berikutnya, kata dia, apakah perlambatan itu terjadi secara berkepanjangan. Jika berkepanjangan, itu disebut resesi.
“Kalau dilihat di kuartal I melambat di bawah 5 persen, kuartal II apalagi dalam sekali, kuartal III nanti kami perkirakan di kisaran minus -2,9 hingga -1 persen, berarti sudah resesi. Perpanjangan perlambatan ekonomi kita,” ujar Febrio.
Lebih jauh, Febro berharap pertumbuhan ekonomi di kuartal IV tahun ini akan membaik. Pemerintah juga berfokus untuk memperbaiki pertumbuhan kuartal terakhir 2020 tersebut.
“Kalau resesinya, memang kita sudah resesi sebenarnya dari sepanjang tahun ini. Harapannya Q4 akan baik, overall 2020 negatif, Jadi kita memang kontraksi memang alias resesi,” kata Febrio.