PEUREULAK –Anggota DPRA Iskandar Usman Al-Farlaky mengantar langsung Wan Jawiw atau Aneuk Rantoe, mantan gerilyawan GAM Sagoe Sweden, Peudawa, Aceh Timur (Wilayah Peureulak), Kamis (27/5/2021) sekira pukul 22.00 WIB, setelah Tim Al-Farlaky Quick Respon (T-AQR) menjemput Wan Jawiw dan keluarga di Bandara Internasional Kualanamu, Deli Serdang, Sumatera Utara.
Wan Jawiw berangkat dari Jakarta menggunakan pesawat dan mendarat di Kualanamu atas fasilitasi Sagoe Sweden, Wilayah Peureulak dan Iskandar Usman Al-Farlaky. Dia tiba bersama isteri dan seorang anaknya. Tim T-AQR setelah bertemu Wan Jawiw kemudian menjamu makan siang. Sementara makan malam dijamu Al-Farlaky di Peureulak.
Usai makan malam, Iskandar Al-Farlaky dan rombongan dengan 6 unit mobil mengantar kepulangan Wan Jawiw ke rumah neneknya di Desa Paya Dua, Kecamatan Peudawa, Aceh Timur. Sejumlah awak media juga sudah menunggu kepulangan Wan Jawiw yang difasilitasi politisi PA ini.
Wan Jawiw disambut oleh eks kombatan dari Sagoe Sweden, Peudawa, perangkat desa, masyarakat, dan keluarga besar Wan Jawiw. Saat turun dari mobil suasana penuh haru. Wan Jawiw dipeluk, isak tangis pun pecah. Bergantian keluarga memeluk mantan gerilyawan yang sudah pernah dinyatakan meninggal itu, bahkan sudah digelar khenduri selama 7 malam.
Dia kemudian bersimpuh di pelukan neneknya yang sudah renta. Di tengah keheningan malam, keluarga besarnya juga mempeusijeuk Wan Jawiw. Sementara itu, warga berkerumun menyaksikan kepulangan Wan Jawiw. “Kamoe berterima kasih that bang keu ureung droe neuh,” ujar adik Wan Jawiw, saat menghampiri Iskandar Al-Farlaky, Al-Farlaky mengangguk dengan penuh senyum.
Iskandar juga menyampaikan kata-kata sambutan serah terima Wan Jawiw kepada Sagoe Sweden, keluarga besar, dan perangkat desa. Dia mengatakan bahwa upaya pemulangan Wan Jawiw atau Aneuk Rantoe berkat doa seluruh warga, dan kerjasama Sagoe Sweden dengan pihaknya. “Saya ucapkan krue semangat dan katroeh u nanggroe. Jinoe loen serahkan bak ureung droe neuh yang na di sagoe Sweden,” ungkap Al-Farlaky.
Kepada awak media, Al-Farlaky juga menyampaikan kronologis saat Wan Jawiw ditangkap pasca penyerangan kamp militer GAM di Teupin Kruet, Desa Beusa Baroeh (sekarang) dulu Desa Beusa Seberang, Kecamatan Peureulak Barat, Aceh Timur (bukan di Blangbalok, sebagaimana diberitakan sebelumnya), sampai kenapa Wan Jawiw tiba di Jakarta dan baru terlacak sekarang.
“Beliau ini tidak bisa berbahasa Indonesia. 4 tahun setelah menikah dengan isterinya baru bisa bahasa Indonesia. Dia juga tidak bisa menulis. Surat yang beliau kirim 3 kali dan ditulis isterinya. Yang sampai surat yang dititip via supir truk asal Idi. Itu surat yang kemarin bahwa dia memberitahukan masih hidup. Padahal dalam data GAM Sagoe Sweden dia sudah dinyatakan meninggal,” terang Al-Farlaky saat diwawancarai wartawan.
Usai mengantarkan Wan Jawiw, Al-Farlaky dan rombongan juga memenuhi ajakan ngopi di warung desa setempat bersama geuchik dan panglima sagoe. Usai menyeruput kopi Al-Farlaky kemudian pamit pulang untuk beristirahat, lantaran dia juga menempuh perjalanan yang lelah dengan agenda yang sangat padat.