Jakarta – Bitcoin terjerembap ke level terendah dalam dua pekan terakhir pada Senin (21/6). Penurunan terjadi menyusul tindakan keras China terhadap penambangan uang kripto yang diiringi hilangnya keyakinan investor.
Mengutip Reuters, bitcoin turun ke level US$31.333 dan menyeret harga cryptocurrency lainnya. Ini merupakan penurunan terbesar dalam sebulan terakhir yang mencapai 10,7 persen.
Dalam enam hari terakhir aset kripto terbesar di dunia itu juga telah kehilangan lebih dari 20 persen nilainya dan berada tinggal separuh dari harga tertingginya pada April yang menyentuh $65 ribu. Meski demikian, sejak awal tahun bitcoin tetap naik sekitar 11 persen.
Sementara itu, beberapa investor bitcoin khawatir kerugian lebih lanjut dapat terjadi karena formasi grafik death cross yakni ketika garis tren harga rata-rata jangka pendek melintasi di bawah garis tren rata-rata jangka panjang.
Seperti diketahui, pemerintah China kian mengintensifkan tindakan kerasnya terhadap cryptocurrency. Pada Jumat (18/6) pekan lalu, misalnya, pemerintah Provinsi Sichuan memerintahkan proyek penambangan bitcoin untuk ditutup.
Bulan lalu Dewan Negara, kabinet China, berjanji untuk menekan pertambangan dan perdagangan sebagai bagian dari kampanye untuk mengendalikan risiko keuangan.
Sementara kemarin, bank sentral China mengatakan baru-baru ini memanggil beberapa bank dan perusahaan pembayaran, termasuk China Construction Bank (601939.SS) dan Alipay, untuk mendesak mereka menindak lebih keras perdagangan cryptocurrency.
“Orang-orang masih bereaksi keras terhadap tindakan dari China yang menciptakan ketidakpastian sehingga ini kemungkinan akan berdampak negatif pada harga bitcoin,” kata Ruud Feltkamp, chief executive officer di bot perdagangan crypto Cryptohopper.
“China meluncurkan mata uang kriptonya sendiri dan memiliki setiap insentif untuk memiliki kompetisi sesedikit mungkin. Saya pikir kita akan melihat penambang meninggalkan China dan pindah ke tempat yang ada energi cadangan atau murah.”
Data tentang penambangan kripto di China memang langka. Namun, menurut data University of Cambridge, China tahun lalu menyumbang sekitar 65 persen dari produksi bitcoin global, dengan Sichuan sebagai produsen terbesar kedua.
Agricultural Bank of China (AgBank), pemberi pinjaman terbesar ketiga di China berdasarkan aset, mengatakan secara terpisah bahwa pihaknya mengikuti panduan People’s Bank of China dan akan melakukan uji tuntas pada klien untuk membasmi aktivitas ilegal yang melibatkan penambangan dan transaksi kripto.
Alipay, platform pembayaran milik raksasa fintech Ant Group, mengatakan bahwa pihaknya akan menyiapkan sistem pemantauan regulator yang menargetkan situs web dan akun utama untuk mendeteksi transaksi terkait kripto ilegal.
Sementara bitcoin tertekan, cryptocurrency lainnya seperti ether, token yang digunakan untuk blockchain Ethereum, turun ke level terendah dalam lima minggu terakhir di US$1.890. Mata uang kripto tersebut terakhir kali turun 14,3 persen ke level US$1.922,05.