Blangpidie -Penghulu sejatinya bertugas melayani akad nikah bagi pasangan calon pengantin (catin). Dalam suatu waktu, mereka bisa sangat sibuk hingga berpindah-pindah tempat untuk tetap bisa melayani akad nikah, tak terkecuali bagi H Roni Haldi Lc, Penghulu Ahli Muda pada Kantor Urusan Agama (KUA) Susoh, Kabupaten Aceh Barat Daya.
Di tengah kesibukannya sebagai Penghulu yang diberi tugas tambahan sebagai kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Susoh, Roni Haldi tetap meluangkan waktu untuk menulis. Bahkan, dari kebiasaannya itu, Roni berhasil menerbitkan 12 buku atau genap selusin, sejak buku pertama yang diterbitkan pada akhir 2019 lalu. Jumlah itu masih akan terus bertambah mengingat usia Roni yang terbilang masih muda.
Bagi Alumnus Fakultas Ushuluddin Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir itu, menulis sama saja menjaga khazanah ilmu dan pengalaman. Sebab, menurutnya, dengan menulis, catatan itu akan tersimpan dalam lembaran-lembaran buku yang setiap waktu bisa kembali dibuka, tidak mudah hilang karena tersimpan kuat dalam bentuk buku.
Penghulu yang memiliki nama pena, Roni Haldi Alimi ini, mengungkapkan, kebiasaannya menulis terinspirasi dari sosok Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau dikenal Buya Hamka, seorang ulama besar kelahiran Sungai Batang, Kabupaten Agam, Sumatera Barat.
“Saya menulis terinspirasi dari Buya Hamka. Di samping aktif melakukan pidato, khutbah, ceramah, atau kegiatan semisalnya, beliau juga aktif menulis. Menggandengkan dua hal itu kan sulit, berbicara dan menulis. Setelah membaca biografi tentang sosok Buya Hamka, saya menemukan sesuatu yang menarik dalam kehidupannya yaitu beliau gemar menulis. Setelah itu kuat keinginan saya menulis timbul,” kata Ketua Asosiasi Penghulu Republik Indonesia (APRI) Abdya periode 2021-2024.
Meski demikian, Roni mengaku, zaman Buya Hamka dan zaman sekarang tidaklah sama, sehingga dalam memanfaatkan alat-alat yang tersedia untuk menulis pun berbeda. Zaman semakin canggih, menjadi sebuah keniscayaan untuk memanfaatkan media sosial, misalnya melalui beranda facebook sebagai media untuk menyimpan tulisan-tulisan.
“Saya selalu menyempatkan diri untuk menulis, sebelum subuh di rumah, dan pagi hari sesaat sebelum memulai aktivitas di kantor, lalu diposting di akun facebook. Ketika jumlah tulisan tersebut dirasa sudah cukup, saya kumpulkan dan masuk proses editing. Kegairahannya dalam menulis menurut Kepala KUA Susoh itu didapati saat intens berdiskusi via WhatsApp dengan Yusuf Maulana; seorang Peneroka sekaligus pemilik Samben Library, Yogyakarta,” ujar Roni Haldi.
Adapun karya-karya Roni Haldi, antara lain; Lingkaran Pekat Muslihat (2019), Melipat Hasrat Menyimpan Siasat (2019), Semerbak Petuah Ayah (2019), Mahligai Terindah di Rumah Nan Berkah (2020), Memunguti Cahaya al-Qadar (2020), Bashirah Imaniyah; Firasat Jiwa & Koyakan Ukhuwah Bagi Pejuang (2020).
Selanjutnya, Tetes-tetes Kesturi Aulia (2020), Begitulah Alam Menuntun Kita: Petik Hikmah dari Alam agar Kehidupan Penuh Keberkahan (2021), Menikahlah Raihan Bahagia (2021), Setitik Hikmah dari Sebaik-baik Kisah (2021), Jalan Cinta Menuju Sakinah (2021), dan Rumah Yang Dirindukan (2021).