BANDA ACEH – Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) mencatat sejak Januari hingga November 2021, telah terjadi 619 bencana di Aceh. Korban meninggal dunia sebanyak enam jiwa, satu dinyatakan hilang, 13 luka-luka, dan 37 ribu kepala keluarga turut terdampak dari sejumlah bencana tersebut.
“Total perkiraan kerugian dari seluruh bencana tersebut mencapai Rp 223 miliar,” Kepala Pelaksana BPBA Aceh, Ilyas, Rabu (1/12).
Dia menyebut, bencana di Aceh yang masih sering terjadi adalah peristiwa kebakaran pemukiman, dengan jumlah 251 kali dan kerugiannya ditaksir Rp 94 miliar. Berikutnya kebakaran hutan dan lahan yang terjadi 131 kali, dengan lahan terdampak seluas 434 hektare.
Kemudian bencana angin puting beliung yang terjadi 80 kali dan merusak 288 rumah warga. Total kerugiannya diperkirakan mencapai Rp 11 miliar.
Sementara 100 peristiwa banjir dan longsor terjadi di Aceh dalam kurun waktu Januari sampai November 2021, yang berdampak pada terendamnya ribuan rumah warga, baik yang disebabkan bencana banjir ROB, banjir bandang hingga longsor.
“Banjir juga mengakibatkan jembatan dan tanggul rusak parah serta sawah tergenang, sehingga kerugian diperkirakan mencapai Rp 16 miliar,” ujarnya.
Selain itu, ungkap Ilyas, bencana kegagalan teknologi juga terjadi di Aceh yakni peristiwa keracunan gas yang berasal dari PT Medco di Banda Alam, Aceh Timur pada Juni 2021.
“531 jiwa dari 112 kepala keluarga tutur terdampak dan mengungsi akibat bencana itu,” katanya.
