BANDA ACEH – Wakil Ketua MPR Ahmad Muzani menghadiri peringatan 17 tahun tsunami Aceh, Minggu (26/12/2021). Pada kesempatan itu Muzani mengatakan rakyat Aceh telah memberi inspirasi yang tiada henti bagi negaranya dalam menghadapi berbagai masalah.
“Perlahan mereka kembali bangkit menapaki kehidupan sampai akhirnya Aceh berhasil melewati 17 tahun musibah tersebut seperti sekarang ini. Kesabaran dan keuletan rakyat Aceh menyebabkan berbagai macam sarana dan prasarana infrastruktur begitu maju. Padahal, sebelum tsunami melanda kemajuan itu terasa jauh. Inilah yang menjadi pelajaran penting bagaimana menghadapi musibah bahwa kekuatan dan kesabaran bisa menjadi energi positif bagi kebangkitan kembali setelah terpuruk karena musibah,” kata Muzani dalam keterangan yang diterima Beritasatu.com, Minggu (26/12/2021).
Muzani menuturkan tsunami Aceh telah menyebabkan anak-anak menjadi yatim piatu, orang tua kehilangan anak, dan anak kehilangan orang tua. Sekolah, kantor pemerintah, masjid, pasar, rumah, dan sarana lainnya telah rata oleh tsunami. “Masa depan terasa gelap, dunia sepertinya mau kiamat, tapi setitik optimis menjadi harapan. Inilah yang kemudian menjadi titik kebangkitan rakyat Aceh,” kata Muzani.
Muzani mengatakan tsunami Aceh membawa hikmah dan pelajaran yang besar. Konflik yang berkepanjangan di Aceh menyebabkan mereka bersatu dalam kesadaran membangun Aceh secara bersama-sama dalam bingkai NKRI. Muzani menyatakan komitmen rakyat Aceh kepada bangsa dan negara tidak pernah diragukan. Di masa penjajahan, mereka mengilhami perlawanan terhadap penjajah dengan kekuatan rakyat dan militansinya menyebabkan perang Aceh sebagai perang yang berkepanjangan tanpa henti. Inilah yang menginspirasi perlawanan kepada penjajah di belahan Nusantara lainnya.
Pada awal kemerdekaan, pemimpin-pemimpin Aceh seperti Tengku Muhammad Hasan memberi komitmen kepada Bung Karno bahwa Aceh adalah bagian dari NKRI. Ketika negara ini memerlukan pergerakan, rakyat Aceh iuran dari berbagai macam profesi maka terbelilah pesawat selawah yang kemudian menjadi cikal bakal bagi penerbangan nasional.
Muzani mengatakan ketika Bung Karno akan membangun Monumen Nasional (Monas), para saudagar Aceh menyumbangkan 27 kilogram emas untuk ditempatkan di pucuk Monas Jakarta. Semuanya ini menjadi bentuk dan bukti rakyat Aceh kecintaannya pada NKRI.
“Itu sebabnya kami merasa yakin bahwa apa yang dilakukan oleh masyarakat Aceh, gubernur, DPRD, para ulama, tokoh adat, dan komponen masyarakat Aceh lainnya merupakan bagian dari kecintaannya pada Indonesia. Ini merupakan usaha bersama-sama untuk memajukan Aceh sebagaimana provinsi-provinsi lainnya,” ucap sekjen Partai Gerindra ini.
Menurut Muzani, sebagai bukti bahwa Aceh adalah bagian dari Merah Putih ketika terjadi tsunami, duka Aceh adalah duka Indonesia. Seluruh komponen masyarakat dengan kemampuan yang dimiliki bahu-membahu membantu dalam menangani musibah tsunami.
“Aceh kini telah pulih dari musibah yang tercatat sebagai bencana terbesar di dunia. Bahkan di Aceh keamanan pun telah pulih, situasinya sudah kondusif, ekonomi bergeliat, dan rakyat makin optimis menatap masa depannya,” tutur Muzani.