Equatorial Guinea atau Guinea Khatulistiwa merupakan salah satu negara di Afrika. Negara bekas jajaran Spanyol ini merdeka pada 12 Oktober 1968.
Negara ini pernah memiliki pendapatan perkapita yang paling tinggi di Afrika, namun kini juga disebut sebagai negara terbodoh di bumi.
Ya, dalam catatan sejarahnya, Guinea Khatulistiwa adalah satu-satunya negara Afrika yang berdaulat, dimana bahasa Spanyol adalah bahasa resmi. Pada 2015, negara ini memiliki populasi diperkirakan 1.222.245.
Guinea Khatulistiwa, secara resmi Republik Guinea Khatulistiwa, adalah negara yang terletak di pantai barat Afrika Tengah, dengan luas 28,000 kilometer persegi. Dulunya merupakan koloni Guinea Spanyol, nama pascakemerdekaannya membangkitkan lokasinya di dekat kedua pulau tersebut, Khatulistiwa dan Teluk Guinea.
Negara ini terletak di wilayah Afrika Tengah. Sebenarnya Equatorial Guinea bukanlah negara miskin, mengingat jumlah PDB pada tahun 2018 yang diperkirakan mencapai USD 12 miliar dengan pendapatan per kapita USD 13.350.
Namun rata-rata IQ warganya hanya 59 saja, membuat negara ini menjadi negara terbodoh di dunia.
Berdasarkan catatan dari sejumlah sumber, penyebab rendahnya IQ warga Guinea adalah rendahnya investasi pemerintah untuk pendidikan. Dengan jumlah pendapatan yang besar, pemerintah hanya menggunakan 1.97% saja untuk pendidikan pada tahun 2009, padahal jumlah PDB pada tahun itu mencapai USD 15,03 miliar.
Padahal, sejak pertengahan 1990-an, Guinea Khatulistiwa telah menjadi salah satu produsen minyak terbesar di sub-Sahara Afrika. Dulunya, negara ini jufa merupakan adalah negara per kapita terkaya di Afrika dan produk domestik bruto (PDB) disesuaikan dengan paritas daya beli (PPP) per kapita peringkat ke-43 di dunia. Namun, kekayaannya didistribusikan sangat tidak merata, dengan sedikit orang yang mendapat manfaat dari kekayaan minyak.
Negara ini menempati urutan ke 135 pada Indeks Pembangunan Manusia 2016, dengan kurang dari setengah populasi memiliki akses ke air minum bersih dan 20 persen anak-anak meninggal sebelum usia lima tahun.
Pemerintah Guinea Khatulistiwa adalah otoriter dan mempunyai salah satu catatan hak asasi manusia terburuk di dunia, secara konsisten berada di antara “terburuk dari yang terburuk” dalam survei tahunan Freedom House tentang hak-hak politik dan sipil.