JAKARTA – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memulai pembangunan empat jembatan gantung sepanjang 384 meter. Jembatan tersebut untuk meningkatkan konektivitas antar desa di Provinsi Aceh.
Keempat jembatan gantung dibangun dengan anggaran APBN Tahun 2022 senilai Rp12,8 miliar. Adapun keempat jembatan yakni Jembatan Gantung Siron di Kabupaten Aceh Besar, Jembatan Gantung Desa Paloh-Gapong Meulum di Kabupaten Pidie serta dua jembatan gantung di Kabupaten Bireuen yakni Lubok Pusaka dan Banda Masen.
Pembangunan jembatan gantung sebagai salah satu infrastruktur kerakyatan akan memperlancar mobilitas dan memangkas waktu tempuh antar desa yang sebelumnya harus memutar jauh karena terpisah oleh kondisi geografis, seperti lereng, bukit, jurang, ataupun sungai.
“Hadirnya jembatan gantung akan mempermudah dan memperpendek akses warga masyarakat perdesaan menuju sekolah, pasar, tempat kerja, mengurus administrasi ke kantor kelurahan atau kecamatan dan akses silaturahmi antar warga,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam keterangan tertulis, Sabtu, 21 Mei 2022.
Jembatan Gantung Siron dibangun sepanjang 120 meter untuk menghubungkan antara Gampong Siron Blang dengan Siron Krueng di Kecamatan Kuta Cot Glie, Aceh Besar. Jembatan ini juga akan menggantikan jembatan lama yang rusak akibat bencana banjir pada 2018 lalu. Anggaran pembangunannya sebesar Rp4,4 miliar dengan progres konstruksi sebesar 1,3 persen.
Jembatan gantung lainnya yang sudah mulai pekerjaan fisik adalah jembatan penghubung Desa Paloh – Gapong Meulum sepanjang 84 meter dengan anggaran senilai Rp2,5 miliar. Manfaat jembatan gantung ini akan langsung dirasakan masyarakat setempat sebagai akses penghubung antar desa serta menjadi jalan produksi pertanian warga sehingga berpotensi menggerakkan ekonomi lokal. Saat ini progres konstruksinya sudah 11,37 persen.
Selanjutnya Jembatan Gantung Lubok Pusaka dibangun dengan anggaran sebesar Rp3,2 miliar. Jembatan sepanjang 120 meter ini akan menghubungkan Desa Lubok Pusaka dan Sahraja yang berada di perbatasan antara Kabupaten Bireuen – Aceh Utara serta berdekatan dengan Aceh Timur.
Kehadiran jembatan akan langsung dirasakan masyarakat setempat, di mana anak-anak Desa Lubok Pusaka maupun Desa Sahraja yang hendak bersekolah harus menyeberang Sungai Arakundo dengan perahu. Progres konstruksi jembatan mencapai 2 persen.
Terakhir, Jembatan Gantung Banda Masen yang juga dibangun di Kabupaten Bireuen dengan anggaran APBN senilai Rp2,7 miliar. Sesuai peruntukannya, jembatan yang memiliki panjang bentang 60 meter ini hanya boleh dilintasi oleh warga yang berjalan kaki ataupun menggunakan kendaraan bermotor roda dua.
Pembangunan konstruksi jembatan terus dipercepat guna mendukung akses masyarakat dalam menjalankan aktivitas pertanian, seperti mempermudah akses dari dan menuju areal pertanian, sehingga memaksimalkan produksi pertanian dan mengurangi biaya produksi. Saat ini progres konstruksi jembatan sudah 2 persen.