Jakarta – Ukraina meyakinkan pabrik bahan kimia Azot di Sievierodonetsk, masih berada di bawah kendali negara itu. Di tempat itu, ada ratusan warga sipil yang berlindung di tengah gempuran.
Gubernur Sievierodonetsk, Serhiy Gaidai, pada Sabtu, 11 Juni 2022, mengatakan ada sekitar 300 sampai 400 militan warga Ukraina pro-separatis Rusia yang terperangkap di pabrik itu. Dia juga menyebut aksi penembakan yang dilakukan Rusia di pabrik bahan kimia Azot telah menimbulkan sebuah kebakaran karena ada berton-ton minyak bocor.
Media di Rusia mewartakan terlihat asap besar yang membumbung setelah terjadi sebuah ledakan di Kota Avdiivka. Di wilayah itu, banyak pabrik-pabrik bahan kimia.
Selama pertempuran beberapa pekan di Sievierodonetsk, sebagian wilayah di sana, remuk. Sievierodonetsk adalah sebuah Kota kecil di Provinsi Luhansk, yang tercatat sebagai salah satu tempat paling berdarah sejak invasi Moskow ke Ukraina pada 24 Februari 2022.
“Informasi mengenai blokade pabrik Azot adalah sebuah kebohongan. Tentara kami masih menguasai kawasan industri Sievierodonetsk dan sedang menghancurkan tentara Rusia di kota kami,” kata Gaidai.
Pemerintah Ukraina mengatakan ada sekitar 800 orang berlindung di pabrik Azot dari hujan tembakan. Dari jumlah itu, 200 orang adalah pegawai pabrik dan 600 orang warga Sievierodonetsk
Rodion Miroshnik, seorang perwakilan dari Republik Rakyat Luhansk yang mendapat dukungan dari Rusia, mengatakan sejumlah warga sipil pada Sabtu malam, 11 Juni 2022 mulai meninggalkan kota Sievierodonetsk. Namun tentara Ukraina kemungkinan menahan beberapa dari mereka untuk dijadikan ‘sandera’.
Sebelumnya Miroshnik juga mengatakan 300 sampai 400 militan Ukraina ditahan di bagian belakang pabrik bahan kimia Azot bersama sejumlah warga sipil. Sedangkan Gaidai sebelumnya menyebut tentara Rusia telah mengendalikan sebagian besar Kota Sievierodonetsk, walau sekarang kota itu sudah direbut kembali oleh Ukraina.