Aceh kembali memanas pasca terungkapnya kasus pembunuhan seorang warga Aceh di Jakarta oleh tiga oknum anggota TNI. Konon lagi, salah seorang oknum di antaranya adalah anggota Paspampres.
Video penyiksaan korban ini menyebar di sosial media. Tangis dan jeritan korban saat disiksa, berdasarkan video yang menyebar, membuat darah mayoritas warga di Aceh mendidik.
Kondisi ini membuar luka lama warga di Aceh kembali terbuka. Memori tentang konflik kembali menyelimuti warga di Aceh.
Kondisi ini sama seperti menabur merica di atas luka.
Rasa sakit ini perlu segera diobati. Minimal dengan memproses pelaku dengan hukuman yang setimpal serta komitmen dari lembaga terkait agar tak ada lagi kasus yang sama terulang di masa yang akan datang.
Sikap permintaan maaf secara langsung juga perlu dilakukan untuk menenangkan masyarakat di Aceh. Hal ini seperti yang disampaikan oleh senator DPD RI asal Aceh, HM Fadhil Rahmi Lc MAg.
Senator meminta pelaku pembunuhan warga Aceh di Jakarta untuk dituntut hukuman yang setimpal.
“Pertama, kita sudah koordinasi dengan beberapa teman di Jakarta, agar pelaku diproses dan diberi hukuman yang setimpal,” kata pria yang akrab disapa Syech Fadhil, kepada media ini.
“Kedua, saya kebetulan sedang bersama dengan Dek Fad anggota Komisi I DPR RI dari Gerindra dalam perjalanan ke Singkil. Beliau juga sudah menghubungi Kasad TNI Pak Dudung agar menangani kasus ini dengan segera. Alhamdulillah, respon kasad juga baik dan telah memerintahkan Pangdam Jaya untuk menangani kasus ini dengan segera,” kata Syech Fadhil lagi.
Sedangkan yang ketiga, kata Syech Fadhil, dirinya berharap agar kasus serupa tidak terjadi lagi kedepan dan meminta Panglima TNI untuk memerintahkan jajaran terkait di Aceh agar datang ke rumah duka di Bireuen untuk menyatakan permintaan maaf.
“Karena kasus ini berpotensi mengungkit kasus lama dan konflik di Aceh. Jadi demi ketentraman bersama, ada baiknya keluarga korban di Gandapura di Bireuen Aceh dikunjungi sebagai bentuk perhatian,” kata Syech Fadhil.
Hal yang hampir sama juga disampaikan oleh Ketua Partai Adil Sejahtera (PAS) Aceh Kabupaten Aceh Utara, Teungku Muhammad Nur M.Si, atau akrab disapa Waled Tabina Aceh, mengencam tindakan brutal dari tiga oknum TNI, yang salah satunya anggota Paspampres, yang menculik dan menganiaya seorang warga asal Aceh di Jakarta hingga tewas.
“Kita minta pelaku dihukum seberat-beratnya,” ujar Waled Tabina Aceh.
“Tak peduli siapapun mereka, pelaku harus dihukum seberat-beratnya. Darah masyarakat Aceh mendidik karena kasus ini,” kata Teungku Muhammad Nur.
“Kepercayaan masyarakat Aceh terhadap TNI baru saja pulih pasca konflik yang bertahun-tahun. Namun kasus ini membuat luka tersebut kembali terbuka,” ujarnya lagi.
Kedua tokoh ini menyampaikan apa yang menjadi suara hati dari masyarakat Aceh dan mencegah timbulnya konflik baru di Aceh. Namun tentu saja, keputusannya terpulang pada pimpinan tertinggi TNI saat ini.
Semoga Aceh selalu damai.