Banda Aceh – Juru Bicara Pemerintah Aceh Muhammad MTA diusir dari rapat paripurna penyampaian Nota Keuangan dan Rancangan Qanun Aceh tentang APBA tahun anggaran 2024. MTA tidak mempermasalahkan pengusiran tersebut.
“Tidak ada masalah dengan pengusiran saya dari ruang paripurna, yang penting sidang penyampaian RAPBA 2024 tetap berjalan demi pengesahan tepat waktu,” kata MTA saat dimintai konfirmasi detikSumut, Rabu (13/9/2023).
MTA menilai secara etik tidak bagus mengusir orang dari rapat paripurna karena digelar terbuka untuk umum. Dia mengaku menyambut positif pengusiran tersebut agar pihak legislatif lebih bahagia.
“Mungkin dengan dinamika ini dewan akan lebih fokus dan serius dalam menjalankan tugas dan fungsi-fungsi kelembagaan. Kita harus apresiasi keseriusan ini,” jelas MTA.
“Bisa jadi dengan tindakan pengusiran tersebut, dewan ingin menyampaikan tidak akan kekanak-kanakan lagi dan akan lebih dewasa, itu menurut saya sangat bagus,” lanjutnya.
Sebelumnya, DPR Aceh mengusir Juru Bicara (Jubir) Pemerintah Aceh Muhammad MTA dari ruang paripurna. Pengusiran itu terkait komentar MTA beberapa waktu lalu yang menilai pihak legislatif kekanak-kanakan.
Rapat paripurna dengan agenda penyampaian Nota Keuangan dan Rancangan Qanun Aceh tentang APBA tahun anggaran 2024 yang digelar di DPR Aceh, Rabu (13/9). Rapat dipimpin Ketua DPR Aceh Saiful Bahri dihadiri sejumlah anggota, dan perwakilan Pemerintah Aceh.
Ketika Saiful baru membuka rapat paripurna, seorang anggota dewan, Khalili melakukan interupsi. Khalili menyinggung komentar MTA yang dinilai tidak pantas terhadap anggota DPR Aceh.
“DPRA adalah representatif dari lebih 5 juta masyarakat Aceh tapi dengan beraninya beliau mengatakan kita-kita yang di ruangan ini adalah kekanak-kanakan dan ini sangat miris,” kata Khalili dalam paripurna.
Menurut politikus Partai Aceh itu, pihaknya tidak dapat menerima pernyataan MTA tersebut. Dia meminta MTA dikeluarkan dari paripurna dan tidak dibolehkan lagi masuk ke DPRA.
“Kepada pimpinan saya meminta jika memang beliau hadir di sini untuk dikeluarkan dan diblacklist untuk tidak bisa hadir ke ruangan atau ke gedung DPRA ini. Ini masalah harga diri,” jelasnya.
“Berani-beraninya orang yang jadi wakil rakyat yang dipilih dipercaya oleh rakyat tapi beliau mengatakan kita adalah kekanak-kanakan,” lanjutnya.