Jakarta – Militer Israel (Israel Defense Force/IDF) mengklaim berhasil membunuh seorang komandan angkatan laut Hamas dalam serangan udara ke Khan Younis, kota terbesar di Gaza selatan, Palestina, pada Kamis (23/11).
Gempuran Israel ke Khan Younis ini berlangsung setelah Tel Aviv menyepakati perjanjian gencatan senjata dengan Hamas pada Rabu (22/11).
“Amar Abu Jalalah adalah seorang agen senior di angkatan laut Hamas dan terlibat dalam mengarahkan beberapa serangan teror melalui laut yang digagalkan oleh IDF,” bunyi pernyataan IDF.
Militer Israel menuturkan sejumlah anggota angkatan laut Hamas lainnya juga ikut tewas dalam serangan itu.
Israel yakin mereka berhasil menghabisi sejumlah pejabat senior militer Hamas dalam gempuran beberapa hari terakhir.
Dikutip CNN, Israel membeberkan analisisnya bahwa sayap militer Hamas terdiri dari 24 batalyon dan 10 di antaranya telah “hancur secara signifikan” oleh agresi mereka sejak 7 Oktober.
Beberapa batalyon di utara Gaza kehilangan lebih dari empat komandannya, kata pejabat militer Israel. Jika terkonfirmasi, Hamas berarti telah kehilangan lebih dari separuh komando senior batalyon tersebut.
Pejabat itu menuturkan pembunuhan para pimpinan militer Hamas ini mempersulit milisi tersebut melancarkan serangan balik karena semakin sedikit komandan yang bisa mengarahkan strategi.
Sementara itu, menurut pejabat Israel, mengganti komandan di tengah perang terjadi tidak mungkin dilakukan Hamas.
Meski telah menyepakati perjanjian gencatan senjata, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memang mewanti-wanti bahwa perang di Gaza belum berakhir. Ia menuturkan agresi Israel ke Gaza baru akan berhenti jika seluruh tujuan tercapai, salah satunya memberangus Hamas.
Gencatan senjata semula dikabarkan bakal diterapkan pada Kamis (23/11), namun ditunda menjadi Jumat (24/11) pagi waktu Gaza menyusul persiapan pembebasan para sandera Hamas.