JIKA diibaratkan sebuah pertandingan. Pelaksanaan pilkada Aceh antara pasangan Bustami-Tusop versus Mualem-Dekfad baru berlangsung beberapa detik. Wasit baru membunyikan pluit tanda pembuka. Namun kesebelasan ‘Koalisi Besar’ pengusung Mualem-Dekfad sudah duluan kebobolan.
Ini terjadi bukan karena kehebatan kesebelasan Bustami-Tusop tapi lebih karena blunder dari tim Mualem-Dekfad itu sendiri.
Ya, skor 1-0 sementara untuk keunggulan tim Bustami-Tusop. Gol tercepat yang akan tercatat dalam sejarah pilkada Aceh.
Blunder ini tentu membuat tim dan pendukung ‘koalisi besar’ di luar lapangan panik. Mungkin ada yang banting meja serta kesal di belakang layar handphone. Akan ada juga pihak-pihak yang menjadi ‘kambing hitam’ atas atas blunder ini.
Sebaliknya, bagi simpatisan dan pendukug Bustami-Tusop, ini adalah senjata ampuh untuk meramaikan social media.
Namun yang perlu dicatat, durasi pertandingan masih berlangsung lama. Kesempatan bagi ‘koalisi besar’ untuk membalikan keadaan masih terbuka lebar serta sangat memungkinkan terjadi.
Demikian juga bagi ‘koalisi harapan baru Aceh’ untuk memperlebar skor yang ada juga sangat terbuka dan memungkinkan.
Kedua belah pihak harus tetap tenang dalam meraih kemenangan. Salah satu kuncinya adalah mengurangi kemungkinan-kemungkinan terjadi blunder yang berkelanjutan.
Kemudian untuk para penonton, ada baiknya mengambil makanan ringan serta minuman dingin lainnya sambil melihat pertandingan dengan santai. Beda dukungan adalah hal yang biasa terjadi serta tak perlu saling sikut di balik layar.
Yakinlah, setelah pertandingan selesai, kedua kesebelasan ini akan saling bersalaman serta ngopi bersama.
Salam olahraga..!