Jakarta – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memamerkan kemenanganya usai militer berhasil membunuh pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, dalam pidatonya di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Jumat (27/9) malam waktu New York.
Netanyahu bahkan memamerkan negaranya telah memenangkan peperangan dengan sejumlah milisi di Timur Tengah ini yang memanas sejak agresi brutalnya ke Jalur Gaza Palestina berlangsung pada 7 Oktober 2023 sampai hari ini.
“Saya membawa pesan lainnya untuk majelis umum kali ini dan dunia di luar sana: Kami menang,” ucap Netanyahu di atas mimbar Majelis Umum PBB.
Berbicara dihadapan ratusan pemimpin negara yang hadir, termasuk Palestina dan Lebanon, di New York, AS, Netanyahu juga bertekad akan tetap menggempur Lebanon demi memberangus milisi Hizbullah.
Padahal, mayoritas negara saat ini berupaya mendorong gencatan senjata antara Israel vs Hizbullah di Lebanon dan juga di Jalur Gaza Palestina.
Selama Hizbullah memilih jalan perang, Israel tidak punya pilihan lain, dan Israel punya hak penuh untuk menyingkirkan ancaman ini dan memulangkan warga negara kami ke rumah mereka dengan aman,” ujar Netanyahu di depan Majelis Umum PBB.
“Israel telah menoleransi situasi yang tidak dapat ditoleransi ini selama hampir setahun. Nah, saya datang ke sini hari ini untuk mengatakan sudah cukup,” katanya menambahkan seperti dikutip Reuters.
Hizbullah mengonfirmasi bahwa Nasrallah tewas imbas serangan udara Israel yang menyasar ibu kota Beirut, Lebanon, pada Jumat waktu setempat.
Kematian Nasrallah ini terjadi usai kelompok milisi pro-Iran itu terlibat peperangan dengan Israel yang kian sengit dalam beberapa pekan terakhir.
Hizbullah dan Israel terus saling melancarkan serangan di perbatasan Israel-Lebanon sejak agresi brutal di Jalur Gaza terjadi.
Sebagai sekutu Hamas, Hizbullah bertekad menyerang Israel sampai negara Zionis itu angkat kaki dari Palestina dan berhenti menyerang Jalur Gaza.
Belakangan, eskalasi ketegangan Israel-Hizbullah memanas, terutama setelah teror ribuan pager milisi itu meledak secara misterius di hampir seluruh wilayah Lebanon.
Lebanon dan Hizbullah meyakini teror ini didalangi Israel yang menyabotase dan menyadap pager dan alat komunikasi lainnya di negara itu dengan bahan peledak.
Sejak itu, Hizbullah dan Israel terus saling melancarkan serangan udara hingga puncaknya kematian Nasrallah ini.