MEULABOH – Universitas Teuku Umar (UTU) merupakan perguruan tinggi negeri di wilayah barat Indonesia yang memiliki core competence di bidang agro and marine industries. Perguruan tinggi yang menggunakan nama pahlawan nasional (Teuku Umar Johan Pahlawan) ini terus berkomitmen untuk memajukan sektor perikanan dengan penelitian yang inovatif dan hilirisasi hasil penelitian melalui pengabdian kepada masyarakat.
Hal ini terlihat dari pendanaan UTU untuk terhadap kegiatan pengabdian kepada masyarakat berbasis riset (PKMBR) tahun 2024 yang berjudul “Teknologi bubu dasar berbasis bahan lokal sebagai alternatif pemberdayaan nelayan Lhok Kuala Daya”.
Dr. Muhammad Rizal sebagai ketua pelaksana menyampaikan bahwa hibah PKMBR merupakan hibah yang berasal dari UTU melalui Kontrak Pendanaan antara Lembaga Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat, dan Penjaminan Mutu Pendidikan UTU Nomor 223/UN59.7/SPK-PPK/2024.
Kegiatan PKMBR ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan kesejahteraan nelayan serta melestarikan ekosistem laut di Kabupaten Aceh Jaya melalui penggunaan alat tangkap ramah lingkungan yaitu bubu dasar berbasis bahan lokal.
Kegiatan yang dimulai dari penyiapan bahan bubu dasar, pelatihan pembuatan bubu dasar sampai dengan pengoperasian bubu dasar di perairan laut Lhok Kuala Daya ini melibatkan mitra yaitu Panglima Laot Lhok Kuala Daya.
Kegiatan peletakan bubu dasar telah dilaksanakan 3-4 Oktober 2024 dan akan dilihat hasil penangkapannya 3 sehari setelah peletakan. Sajali (Panglima Laot Lhok Kuala Daya) menyampaikan kegiatan ini sangat bermanfaat bagi nelayan. Hal Ini dikarenakan nelayan memiliki keterampilan baru dalam membuat alat tangkap bubu.
Selanjutnya nelayan dapat memiliki bubu sebagai alat tangkap baru untuk dioperasikan selain alat tangkap yang telah ada yaitu jaring insang dan pancing ulur.
Terakhir Panglima Laot mengucapkan Terima kasih kepada Dr. Rizal khususnya dan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) UTU yang terus bersedia membantu dan mendampingi nelayan kecil di Lhok Kuala daya.
Dosen Prodi Perikanan FPIK UTU, Hafinuddin, S.Pi., M.Sc yang juga sebagai anggota pelaksana kegiatan PKMBR ini menambahkan bahwa alat tangkap bubu dasar adalah alat tangkap ramah lingkungan yang memiliki keunggulan seperti 1) hasil tangkapan adalah ikan ekonomis penting untuk jenis ikan karang dan ikan demersal bahkan jenis moluska seperti sotong batok; 2) hasil tangkapan dalam keadan hidup; 3) hasil tangkapan yang tidak layak tangkap dapat di-realese atau dikembalikan ke alam sehingga menjamin keberlanjutan untuk ekosistem laut di Lhok Kuala Daya Kecamatan Jaya Kabupaten Aceh Jaya;.
Selanjutnya 4) kegiatan penangkapan ikan menggunakan bubu dasar lebih efisien dan efektif dari segi waktu penangkapan dan biaya operasional melaut sehingga dapat meningkatkan penghasilan nelayan kecil.