TRUMON – Anggota DPRK Aceh Selatan, Adi Samridha, menilai keberadaan PT. Agro Sinergi Nusantara (PT. ASN) di Seunebok Pusaka umpama pribahasa air susu dibalas tuba.
Kata Adi, kehadiran perusahan PTPN I dari 1996 yang kemudian di 2011 dileburkan kepada anak perusahaan PT. Agro Sinergi Nusantara (PT. ASN) awalnya disambut hangat oleh masyarakat Seunebok Pusaka pada khususnya dan umumnya masyarakat Trumon pada waktu itu.
“Pengorbanan masyarakat Seunebok Pusaka pun tidak bisa di pandang sebelah mata. Jalan lalu lalang yang dilalui perusaan untuk operasional dan mengangkut hasil Produksi adalah jalan Gampong Seunebok Pusaka. Namun itu semua tak berbalas baik,” ujar anggota dewan dua periode dari Partai Aceh ini.
“Kurangnya perhatian perusahaan terhadap masyarakat Seunebok Pusaka sangat mengecewakan. Bayangkan saja jalan yang dipakai puluhan tahun hanya meninggalkan debu yang dihirup masyarakat saban hari. tidak ada perhatian memadai pada masyarakat senebok Pusaka.”
Belum lagi, kata Adi, beberapa tahun terkahir, PT. Agroe Sinergi Nusantara membangun tanggul agar banjir tidak masuk keperusahaan, sehingga air luapan sungai gelombang menghantam perkampungan dengan sangat tajam.
“Sehingga rusaknya jalan, yg hari ini sudah terputus total, abrasi sungai, rusak nya jembatan, dan kerugian materil dan immateril lainya bagi masyarakat Seunebok Pusaka, tapi perusahaan tutup mata. Sikap ini menggambarkan seolah manajemen perusahaan berkata, ‘biar kami hidup dan mengambil hasil di tanah mu dan mampuslah kamu’ masyarakat Seunebok Pusaka.”
“Semua kejadian ini setimpal dengan kalimat air susu dibalas air tuba.”
Belum lagi, kata Adi, pada kurun 2004-2005 terjadi Penyerobotan lahan masyarakat Seunebok Pusaka, yang diakui dalam dokumen dan dimuat di salah satu media cetak local pada 20 Maret 2005. Dalam dokumen diakui penyerobotan lahan warga 55 Ha walaupun klaim warga 160 Ha, yang sampai kini sudah 25 tahun lebih hasil produksi di tanah serobot itu dinikmati sendiri oleh perusahaan.
“Hari ini masyarakat menggugat sesuai dengan perjanjian perusahaan yang sudah terlanjur tanam pada saat itu, untuk dikembalikan kepada masyarakat dalam jangka waktu sekali masa tebang atau 25 tahun. Tapi sampai pada hari ini, puluhan tahun kesabaran masyarakat seunebok Pusaka, tidak juga dikembalikan.”
Maka, kata mantan aktivis mahasiswa itu, hari ini masyarakat Seunebok Pusaka melawan kedhaliman perusahaan PT. Agroe Sinergi Nusantara dan menuntut dikembalikannya lahan yang sudah diserobot oleh perusahaan, adanya CSR dan Plasma yang jelas, dibukanya pintu air sesuai permintaan titik oleh warga agar air dapat terbagi serta ganti rugi akibat yang ditimbulkan oleh tindakan perusahaan.
“Saya menilai cukup sudah kesabaran masyarakat Seunebok Pusaka. Upaya mediasi dan surat yang dilayangkan kepada perusahaan pun tak pernah ada jawaban. Saya berharap konflik ini segera diselesaikan, sebelum hal-hal yang tidak diinginkan terjadi. Masyarakat sudah cukup sabar,” kata Adi lagi.