BLANGKEJEREN – Universitas Samudra kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung pemberdayaan masyarakat melalui program Pengabdian kepada Masyarakat bertajuk “Aren sebagai Identitas dan Keberlanjutan Ekonomi Masyarakat di Kecamatan Blang Pegayon.” Program ini menjadi bentuk kontribusi nyata dari dunia akademik dalam memperkuat ekonomi lokal berbasis kearifan budaya dan lingkungan.
Kegiatan tersebut dilaksanakan pada 2 Juni 2025 di Desa Akang Siwah, Kecamatan Blang Pegayon, Kabupaten Gayo Lues. Dalam beberapa tahun terakhir, minat masyarakat terhadap budidaya pohon aren mulai menurun, seiring pergeseran ke komoditas pertanian lain yang dianggap lebih menguntungkan secara ekonomi.
Akibatnya, populasi pohon aren sebagai bahan baku utama gula merah semakin berkurang, yang berpotensi melunturkan identitas Gayo Lues sebagai daerah penghasil gula aren tradisional.
Menanggapi kondisi tersebut, tim pengabdian Universitas Samudra yang diketuai oleh Dr. Nurlina bersama anggota tim: Salman, Maulana Rahman, Safuridar, Puti Andiny, dan Anisha Hardiati, menyelenggarakan serangkaian kegiatan di Desa Akang Siwah. Kegiatan ini melibatkan aparatur desa, masyarakat dari Blang Bengkik dan Kute Bukit, serta mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN).
Adapun agenda utama dalam program ini meliputi: diskusi kelompok terfokus (FGD) mengenai pentingnya menjaga identitas wilayah sebagai sentra gula aren, pelatihan teknik pemupukan tanaman aren, serta penanaman bibit pohon aren genjah sebagai langkah awal pelestarian bahan baku.
Salman menjelaskan bahwa program ini tidak hanya berfokus pada aspek ekonomi, tetapi juga pelestarian nilai budaya lokal.
“Gula aren dari Gayo Lues bukan sekadar produk konsumsi, tetapi bagian dari identitas budaya yang telah menopang perekonomian masyarakat secara turun-temurun. Komoditas lain boleh dikembangkan, tetapi kita tidak boleh mengabaikan nilai historis dan ekonomi dari gula aren,” ujarnya.
Ia juga mengajak generasi muda Gayo Lues untuk lebih aktif mengembangkan sektor gula aren, baik dalam hal budidaya, inovasi produk seperti gula semut dan gula cair, hingga pemasaran berbasis digital. Kolaborasi antara masyarakat, akademisi, dan pemerintah daerah dinilai menjadi kunci utama keberlanjutan sektor ini.
Menariknya, program ini juga membuka peluang sinergi antara industri gula aren dan sektor ekowisata. Lanskap pegunungan Gayo Lues yang indah dapat menjadi daya tarik wisata, dan produk gula aren bisa dikemas sebagai oleh-oleh khas yang mendukung promosi pariwisata lokal.
Dhody, Kepala Desa Akang Siwah, menyambut baik kegiatan ini dan menyampaikan apresiasinya kepada Universitas Samudra. Ia menilai bahwa kegiatan ini tidak hanya berdampak pada peningkatan pendapatan masyarakat, tetapi juga pada pelestarian lingkungan dan mitigasi bencana.
“Penanaman pohon aren ini juga menjadi solusi dalam mengatasi abrasi sungai yang kerap terjadi di wilayah Kecamatan Blang Pegayon,” ujarnya.
Melalui kegiatan ini, Universitas Samudra berharap masyarakat dapat terus menjaga identitas lokal melalui pelestarian produk unggulan berbasis alam dan budaya, sehingga gula aren dari Gayo Lues tetap menjadi kebanggaan daerah dan mampu bersaing di tingkat lokal maupun nasional. []