Banda Aceh – Kejaksaan Tinggi (Kejati) Aceh menyatakan telah menangkap sebanyak 11 orang buronan yang masuk daftar pencarian orang (DPO) kejaksaan di provinsi ujung barat Indonesia tersebut sejak Januari hingga pertengahan November 2025.
Kepala Seksi Penerangan Hukum dan Humas Kejati Aceh Ali Rasab Lubis di Banda Aceh, Jumat, mengatakan delapan orang yang masuk DPO tersebut ditangkap di sejumlah tempat, baik di Aceh maupun luar daerah.
“Ada sebanyak 11 orang buronan yang selama ini masuk DPO Kejaksaan Tinggi Aceh ditangkap sepanjang tahun ini atau sejak Januari hingga pertengahan November 2025,” kata Ali Rasab Lubis.
Ali Rasab Lubis menyebutkan buronan yang ditangkap tersebut ada yang statusnya sebagai tersangka dan ada juga sudah menjadi terpidana. Di antara DPO ditangkap tersebut, ada yang dicari sejak 2016.
Adapun perkara yang dilakukan DPO tersebut, kata dia, di antara kasus tindak pidana umum seperti penganiayaan, pencurian, dan lainnya. Kemudian, ada juga terpidana qanun syariat Islam, kasus pertambangan, penyelundupan imigran Rohingya, maupun kasus lainnya.
Sebelumnya para DPO, kata Ali Rasab Lubis, mereka sudah dipanggil secara patut, tetapi tidak merespons pemanggilan jaksa. Malah mereka melarikan diri, sehingga menjadi buronan masuk dalam daftar pencarian orang.
Ali Rasab Lubis mengatakan hingga saat ini masih ada 42 orang dalam DPO yang masih dicari kejaksaan. DPO tersebut terus dicari keberadaannya, baik di tempat asal maupun daerah lainnya, termasuk yang sudah melarikan diri keluar negeri.
Terkait DPO keluar negeri, Ali Rasab Lubis mengatakan pihaknya juga sudah berkoordinasi dan melaporkan para buronan tersebut ke imigrasi agar dilakukan pencegahan atau penangkalan maupun pelacakan posisi di luar negeri.
“Kami juga mengingatkan kepada seluruh buronan untuk segera menyerahkan diri guna mempertanggungjawabkan perbuatannya. Tidak ada tempat bagi DPO atau buronan dan hukum harus tetap ditegakkan,” kata Ali Rasab Lubis.








