WANITA paruh baya itu terisak-isak. Ia memakai jilbab dan dan rok motif kotak-kotak yang amat sederhana. Ia duduk dengan latar rumah berdinding kayu. Sesekali, menyekat air mata dengan tangan kanannya.
“Neuk, tujuan mak dan ayah peusikula kah, supaya masa depan kah nak got. Nak leubeh got.”
Ia kemudian terdiam, kembali menyekat air mata dan terisak.
“Saboh saat. Teukeudi hana lee ureung syit, nek kon. Beu ek ka peusikula adek adek kah. Beh neuk..beh.”
“Beu kadeungoe yang mak peugah. Beu meutuwah.”
Sementara di tempat lain, seorang wanita juga menyampaikan nasehat yang hampir serupa. Matanya dan suami terlihat berkaca-kaca.
“Harapan mak dan ayah di gampong, peu yang ka peubuet di Banda beuna faedah. Sembahyang bek tuho. Meu ulang bek tuho.”
“Kamoe di sinoe. Meumita rejeki meujak u blang. Supaya drokeuh jeut keubuet. Beu faedah keu nanggroe.”
“Jaga kesehatan beugot.”
Emosi mereka terlihat tumpah saat diminta menyampaikan pesan untuk anaknya yang kini menempuh pendidikan di UIN Ar-Raniry.
Pesan tadi disampaikan oleh dua ibu dalam dua video berbeda yang berdurasi masing-masing di bawah 1 menit dalam gambar hitam putih. Video pesan orang tua ini diwajibkan oleh panitia bimbingan akademik bagi ribuan para mahasiswa baru UIN Ar-Raniry.
Kegiatan ini merupakan bagian dari serangkaian acara Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) bagi mahasiswa baru UIN Ar-Raniry, Senin 26 Agustus 2019. Kegiatan tersebut berlangsung selama 3 hari.
Kegiatan ini berlangsung di Lapangan UIN Ar-Raniry itu dihadiri oleh Prof. Dr. H. Warul Walidin AK MA sebagai rektor, Iskandar Usman Al-Farlaky yang anggota DPRA sekaligus alumni universitas setempat, perwakilan Polda Aceh dan Pangdam Iskandar Muda.
Ketua panitia PBAK UIN Ar-Raniry, Budi Azhari MPd meminta kepada mahasiswa baru untuk membuat video pesan dan harapan Ibu.
“Kita mengambil tema yang berbeda untuk tahun ini. Mahasiswa baru diminta merekam harapan orang tua, terutama ibu. Kalau ibu sudah tiada, bisa ayah atau para wali,” ujar Budi Azhari.
Keberadaan pesan ini, kata Budi, harus menjadi pengingat bagi para mahasiswa baru terkait keberadaan mereka selama belajar di UIN Ar-Raniry.
“Datang jauh-jauh dari kampong ke Banda Aceh untuk belajar. Jauh dari orang tua. Ini harus jadi pengingat. Bahwa dibalik aktivitas mereka, ada orang tua yang sedang banting tulang dan kerja keras agar mereka bisa belajar di UIN Ar-Raniry,” ujar mantan aktivis mahasiswa ini lagi.
“Jika Aceh ingin lebih baik ke depan, muliakan seorang ibu. Penuhi harapan itu. Dan itu harapan kita untuk mahasiswa baru sebagai generasi penerus di masa depan,” kata Budi lagi.
Semua video para mahasiswa baru ini, kata Budi, bisa dilihat di media social seperti Facebook dan Instagram dengan hastaq #pbakuinarraniry2019 dan #uinarraniry.[]