Atjeh Watch
  • Nanggroe
    • Lintas Barat Selatan
    • Lintas Tengah
    • Lintas Timur
      • Nasional
  • Internasional
  • Saleuem
  • Feature
  • Olahraga
  • Sejarah
  • Sosok
  • Opini
  • Cerbung
  • Foto
  • Video
No Result
View All Result
  • Nanggroe
    • Lintas Barat Selatan
    • Lintas Tengah
    • Lintas Timur
      • Nasional
  • Internasional
  • Saleuem
  • Feature
  • Olahraga
  • Sejarah
  • Sosok
  • Opini
  • Cerbung
  • Foto
  • Video
No Result
View All Result
Atjeh Watch
No Result
View All Result
Home Nasional

Pengamat: Hati-Hati Sebut Asing di Rusuh Papua

Admin1 by Admin1
04/09/2019
in Nasional
0
Pengamat: Hati-Hati Sebut Asing di Rusuh Papua

Ilustrasi. (CNN Indonesia/Safir Makki)

Jakarta – Peneliti LIPI yang menekuni kajian Papua, Adriana Elisabeth mengingatkan semua pihak berhati-hati menyebut keterlibatan pihak asing dalam demonstrasi berujung kerusuhan di Papua dan Papua Barat.

Tudingan keterlibatan asing harus disertai bukti yang jelas agar tidak menimbulkan spekulasi lebih jauh terkait ketegangan yang terjadi di Papua.

“Hati-hati membuat pernyataan itu. Pihak-pihak yang menyatakan itu harus jelaskan betul seperti apa situasinya. Jangan buat orang bingung dan bikin orang berspekulasi lebih jauh,” ujar Adriana saat dihubungi CNNIndonesia.com.

Pernyataan dugaan keterlibatan asing itu diutarakan pemerintah lewat Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Menkopolhukam Wiranto, dan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.

Adriana mempertanyakan keterkaitan asing yang dimaksudkan mereka.

Dia mencontohkan sehari setelah kerusuhan di Jayapura, dirinya baru memperoleh pemberitaan itu dari media Australia yang melansir media lokal suarapapua.com. Adriana mengaku tak menemukan pemberitaan rusuh Jayapura di media nasional.

Dari pengalaman itu, Adriana mempertanyakan apakah hal itu yang dimaksud pemerintah sebagai keterlibatan asing.

“Jadi maksud saya jangan berspekulasi. Tapi kalau dari segi tadi ada keterhubungan dengan pemberitaan di luar, itu saya pengalaman sendiri dapatkan berita itu di luar bukan dari dalam (Indonesia),” jelas Adriana.

Adriana menyebut praduga keterkaitan asing juga bisa terkait kepentingan investasi di Papua. Namun ketertarikan asing untuk investasi di Papua bukan hal baru.

“Papua itu kan daerah sumber daya alam, kalau banyak investor terkait dan sebagainya apakah itu terkait kerusuhan, didalami, ya. Kita, kan, enggak bisa mengatakan semaunya,” ucapnya.

Pemerintah sejauh ini memang belum memberikan penjelasan rinci soal dugaan keterlibatan pihak asing dalam ketegangan di Papua.

Kapolri Jenderal Pol, Tito Karnavian, misalnya, hanya menyatakan ada kelompok masyarakat yang terlibat aksi anarkis di Papua dan Papua Barat, memiliki hubungan dengan pihak asing, terutama organisasi di luar negeri.

Kata Tito, Polri saat ini Polri tengah berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) dan Badan Intelijen Negara (BIN) untuk menangani masalah tersebut.

Dugaan keterlibatan asing semakin menguat setelah pihak imigrasi menangkap empat warga negara Australia yang ikut aksi demonstrasi di Sorong. Imigrasi kemudian mendeportasi mereka

Kepala Seksi Intelijen dan Penindakan Imigrasi Sorong, Cun Sudirharto mengatakan, empat warga negara Australia tersebut masuk ke Indonesia dengan izin berwisata, bukan mengikuti aksi demo.

“Empat warga asing tersebut mengakui tidak memahami apa arti aksi tersebut karena informasi warga setempat demo tersebut adalah festival budaya,” ujar Cun tanpa merinci lebih jauh soal identitas WN Australia dan afiliasinya.

Adriana menjelaskan penyebutan keterkaitan asing sama halnya dengan menyebut nama Benny Wenda terkait rusuh di Papua.

Ada banyak aspek bisa dikaitkan dengan keterlibatan asing. Sama halnya dengan ada banyak faksi di Papua tak hanya Benny Wenda.

Dia menuturkan masyarakat yang mendukung referendum bagi Papua, belum tentu mereka mendukung Benny.

“Seperti saat ini disebutkan Benny Wenda semua bereaksi, tapi menurut saya itu jadi semacam legitimasi. Nama Benny Wenda diulang-ulang,” kata dia.

“Menurut saya sebenarnya enggak perlu disebutkan,” lanjut dia. “Karena Benny Wenda itu kan hanya satu kelompok saja yang berjuang untuk kelompoknya. Bukan mengatasnamakan Papua yang lain. Ada yang pro referendum tapi enggak sejalan dengan Benny Wenda, misalnya.”

Adriana menyebut hanya satu yang perlu dipahami oleh pemerintah yaitu terkait resolusi PBB tahun 2004 yang menyatakan Papua adalah bagian dari Indonesia. Namun pemerintah harus memenuhi kesejahteraan masyarakat Papua.

“Itu yang belum dilakukan, jadi kalau Papua berteriak-teriak merdeka merdeka nah itu karena belum dipenuhi,” ujarnya.

Atas dasar itu Adriana menilai menilai penyelesaian masalah di Papua bukan lagi soal bendera Bintang Kejora melainkan pada sumber daya manusia yang harus diperhatikan pemerintah.

Sumber: cnnindonesia.com

 

Tags: kerusuhan papuapapua
Previous Post

Sekda Aceh Hadiri Serah Terima Kepala Sekretariat BRA

Next Post

Referendum Timor Leste: Jalan Panjang Kemerdekaan Sebuah Bangsa

Next Post
Referendum Timor Leste: Jalan Panjang Kemerdekaan Sebuah Bangsa

Referendum Timor Leste: Jalan Panjang Kemerdekaan Sebuah Bangsa

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terbaru

Mundur dari Pimred SaranNews.Net , Hendra Saputra Dirikan Media ASPIRATIF ID

Mundur dari Pimred SaranNews.Net , Hendra Saputra Dirikan Media ASPIRATIF ID

24/05/2025
Lolos dari Titik Nadir: MAN 3 Aceh Besar Rayakan Akreditasi A dalam Nuansa Haru dan Kolaborasi

Lolos dari Titik Nadir: MAN 3 Aceh Besar Rayakan Akreditasi A dalam Nuansa Haru dan Kolaborasi

24/05/2025
Ohku, Mahasiswa Minta Warek II Unigha ‘Diamputasi’

Ohku, Mahasiswa Minta Warek II Unigha ‘Diamputasi’

24/05/2025
Sejumlah Rumah di Aceh Timur Rusak Berat Akibat Angin Kencang

Sejumlah Rumah di Aceh Timur Rusak Berat Akibat Angin Kencang

24/05/2025
Pemprov DKI-Pemkot Banda Aceh Sepakati Kerjasama Transformasi Digital

Pemprov DKI-Pemkot Banda Aceh Sepakati Kerjasama Transformasi Digital

24/05/2025

Terpopuler

Geuthe, Sosok Iskandar Pria Kelahiran Bireuen CEO Indonesia Airlines

Owalah, Kemenhub Bilang Indonesia Airlines Milik ‘Putra Aceh’ Gak Jelas

22/05/2025

Nyan, 2,5 Juta Belanja Jasa Notaris Koperasi Merah Putih Pidie

Yayasan Jabal Ghafur Akhirnya Temui Mahasiswa, Apa Saja yang Disepakati?

Ohku, Mahasiswa Minta Warek II Unigha ‘Diamputasi’

Koperasi MP di Aceh Bisa Menyesuaikan dengan Qanun LKS

  • Home
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

© 2022 atjehwatch.com

No Result
View All Result
  • Nanggroe
    • Lintas Barat Selatan
    • Lintas Tengah
    • Lintas Timur
      • Nasional
  • Internasional
  • Saleuem
  • Feature
  • Olahraga
  • Sejarah
  • Sosok
  • Opini
  • Cerbung
  • Foto
  • Video

© 2022 atjehwatch.com