Langsa — Kuliah di perguruan tinggi menjadi impian setiap putra-putri bangsa, biaya hidup untuk menempuh pendidikan tinggi seringkali menjadi kendala mahasiswa, untuk berkuliah di perguruan tinggi yang ada di Kota Langsa para mahasiswa tentunya mengeluarkan biaya yang beragam dengan managementnya masing-masing, Kamis (5/9/2019).
Kota Langsa di bawah kepemimpinan Walikota Usman Abdullah dan Wakil Walikota Marzuki hamid, memiliki beberapa perguruan tinggi ternama baik negeri maupun swasta.
Untuk berkuliah di Langsa para mahasiswa dapat memilih kampus sesuai dengan keinginan dan cita-cita masing-masing, baik di IAIN Langsa, UNSAM Langsa, Universitas CND Langsa, STAI Aceh Tamiang, LP3I Langsa, STIM Pase dan Yapila.
Kos dan Asrama menjadi solusi efektif mahasiswa yang tinggal di luar Kota Langsa dan pulang pergi untuk para mahasiswa yang rumahnya terjangkau untuk ke kampus.
Untuk biaya sehari-hari menurut Agus Salem mahasiswa dari IAIN Langsa ia harus menyiapkan gocek minimal Rp.60.000 setiap hari, Rp.2.000.000 perbulan dan Rp. 20.000.000 setiap tahunnya.
“Untuk biaya sehari-hari, kalau pagi saya sarapan Rp. 7.000, untuk segelas teh panas 3.000, kemudian ngopi-ngopi jam istirahat 10.000, makan dan siang 15.000, minyak kendaraan 10.000, makan dan minum malam 15.000, belum lagi uang untuk ngeprint makalah sekurang-kurangnya Rp. 15000 bahkan Rp. 25.000, ” ujarnya saat ditanya Jurnalist Atjehwacth, Kamis (5/9/2019).
Lain halnya dengan Fahrul Razi yang berkuliah sambil bekerja mengatakan, dengan bekerja membuat beben orang tua di rumah lebih berkurang, memasak sendiri menjadi solusi efektif untuk mengiirit biaya hidup agar tetap stabil dalam mengatur management selama menempuh pendidikan.
“Perbandingan memasak sendiri dengan membeli makasanan jadi itu jauh banget pengeluaran nya, seperti saya yang berkuliah sambil bekerja harus mengirit agar pendapat saya sesuai dengan pengeluaran, sehingga pendidikan saya tidak terganggu,” ujar Fakhrul.
Kemudian menurutnya, memilih bekerja sambil kuliah sangat membantu dirinya untuk Mandiri, dengan kemampuan yang ia miliki menjadi Cheff di salah satu kantin kampus.
“Dengan memasak saya dapat mengirit dengan biaya Rp.30.000 per harinya, biaya makan Rp.15000, ngopi Rp.5000 dan minyak kendaraan bermotor Rp. 10.000,” katanya.
Sementara itu, mahasiswi STIKES Langsa saat di tanya Jurnalist Atjehwacth mengatakan, bahwa biaya yang di keluarkan perbulan sekurang-kurangnya menyiapkan gocek sinilah Rp.20.000.000 bakan hingga Rp.25.000.000 pertahunnnya.
“Kalau memilih makan di asrama membuat biaya makan lebih irit, akan tetapi kalau misalkan memilih makan di luar, sarapan pangi, makan siang dan makan malam sekurang-kurangnya harus mengeluarkan biaya Rp.70.000 perbulannya, ” ujarnya.
Sementara untuk uang praktik, biaya makan dan janjan pertahunnya mahasiswa Keperawatan ini harus menyiapkan Rp.25.000.000 pertahunnya.
Lain halnya dengan Aulia Ramadhan yang memilih pulang pergi untuk berkuliah di kota Langsa, mahasiswa asal Peureulak Aceh Timur ini mengatakan bahwa perharinya untuk kuliah ia cukup mengeluarkan uang BBM Rp.20.000, uang ngopi Rp.20.000 dan biaya ngeprint makalah sekurang-kurangnya Rp.15000 permakalah, jika bersama kelompok biayanya akan di bagi menjadi lebih irit, untuk pertahunnya Aulia cukup menyiapkan Rp.17.000.000.
Dalam menempuh pendidikan di perguruan tinggi biaya sering kali menjadi kendala, untuk mengatasi hal tersebut tentunya mahasiswa harus memilih dan mengatur managementnya tersendiri agar uang tidak menjadi beban dalam menggapai prestasi.[]
Laporan: Irwansyah