KABUT asap terasa lebih tebal Selasa pagi. Para pengguna jalan menggunakan masker sesuai intruksi pemerintah.
Di kawasan Darussalam, Kota Banda Aceh, jalanan masih macet di pagi hari. Saat itu pukul 07.30 WIB. Mayoritas adalah pengguna roda dua yang menuju dua kampus terbesar di Aceh. Aktivitas masih berlangsung normal. Beberapa di antara mereka singgah di warung kopi Dekmi Rukoh, untuk sekedar menikmati kopi pagi.
“Ka rame yang pakai masker (sudah ramai yang pakai masker),” ujar seorang pengunjung di sana saat melihat atjehwatch.com.
“Uroe nyoe asap leubeh teubaih dari baroe (hari ini asap lebih tebal dari kemarin),” sambung pria lainnya. Mereka duduk semeja dan saling berhadapan.
Keberadaan asap kiriman di Kota Banda Aceh dan Aceh Besar, memang menjadi topic hangat selama dua hari terakhir. Topik ini jadi hot isu di warung-warung kopi dan media social di Aceh.
“Sabang uroe nyoe hana deuh lee takalon (Pulau Sabang tak terlihat lagi),” ujar pria yang menyapa atjehwatch tadi lagi. Ia adalah Lukman, warga Kahju, pesisir Aceh Besar.
“Tapi ngopi pagi tetap tak boleh absen. Warung kopi tetap penuh seperti biasa,” kata dia lagi sambil melihat para pengunjung lainnya yang mengisi sejumlah kursi di sekeliling. Rata-rata adalah para abdi negara yang memakai baju pancacita. Mereka terbiasa ngopi pagi sebelum menuju kantor.
Gumpalan asap rokok terlihat dari tiap sudut ruangan. Asap itu kemudian terbang tinggi hingga bersatu dengan kabut asap yang memang sedang menyelimuti Aceh.
“Kabut asap dan asap rokok,” ujar Lukman lagi sambil terkekeh. Ucapan Lukman ini membuat pria di depannya itu cemberut. Ia biasa dipanggil Adi dan perokok aktif.
“Belum bisa menghilangkan tradisi merokok hanya karena kabut asap yang melanda Aceh dalam dua hari,” ujar Adi beralasan. Ia menarik dalam-dalam asap rokok dan kemudian menghembusnya tinggi-tinggi.
“Sama seperti kita, sudah dibilang sama pemerintah, untuk menghindari aktivitas di luar ruangan selama kabut asap melanda, tapi masih ngotot ngopi ke warung,” katanya kemudian. Lukman turut tersenyum mendengar pembelaan Adi.
“Bit batat ureung Aceh. Ka kabut asap di meurukok lom,” kata Lukman sambil tertawa.
“Di jak warung kopi, di meurukok, dan diteumeunak soal kabut asap lom,” tambah Adi. Keduanya kemudian tertawa bareng-bareng.
Wajah Lukman kemudian menengadah ke atjehwatch.com.
“Neuduek dan pesan kupi dilee. Supaya lancar tulesan eteuk. Neupiep rukok rukok dua bak supaya inspirasi diteubit saat teumuleh (duduk dulu dan pesan kopi. Supaya lancar tulisan nanti. Hisap rokok dua batang supaya inspirasi keluar saat menulis,” katanya sambil tertawa.
“Bos kupi dua khan teuk (bos kopi pancung dua lagi),” teriaknya ke pelayan di warung. []