LANGSA – Civitas Akademika Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Langsa menggelar upacara peringatan Hari Santri 2019 di halaman gedung Biro kampus setempat, Selasa pagi 22 Oktober 2019.
Berbeda dengan pelaksanaan upacara lainnya, pada upacara tersebut terlihat peserta upacara pria mulai dari rektor, para wakil rektor, dekan, pejabat lainnya sampai petugas kebersihan dan keamanan mengenakan kain sarung dan memakai peci.
Rektor IAIN Langsa Dr. H. Basri, MA menyebutkan, pesantren merupakan laboratorium perdamaian. Menurutnya, ada beberapa hal mendasar kenapa pesantren disebut sebagai laboratorium perdamaian.
Pertama adalah, kesadaran harmoni beragama dan berbangsa. Kedua, metode mengaji dan mengkaji. Ketiga, para santri biasa diajarkan untuk khidmah (pengabdian).
“lni merupakan ruh dan prinsip loyalitas santri yang dibingkai dalam paradigma etika agama dan realitas kebutuhan sosial,” ujarnya.
Keempat adalah pendidikan kemandirian, kerja sama dan saling membantu di kalangan santri. Kelima, gerakan komunitas seperti kesenian dan tumbuh subur di pesantren. Sedangkan keenam, adalah lahirnya beragam kelompok diskusi dalam skala kecil maupun besar untuk membahas hal-hal remeh sampai yang serius.
“Dialog kelompok membentuk santri berkarakter terbuka terhadap hal-hal berbeda dan baru,” jelasnya.
Sementara ketujuh, adalah merawat khazanah kearifan lokal, Kedelapan, prinsip maslahat atau kepentingan umum) merupakan pegangan yang sudah tidak bisa ditawar lagi oleh kalangan pesantren. Kesembilan, penanaman spiritual.
“Tidak hanya soal hukum Islam (fikih)yang didalami, banyak pesantren juga melatih para santrinya untuk tazkiyatunnajs, yaitu proses pembersihan hati,” katanya.
Upara peringatan Hari Santri yang diperingati setiap 22 Oktober ini berlangsung khitmad dan diikuti oleh pimpinan Rektorat, Dekan, dosen dan pegawai lainnya serta maha santri Ma’had Al Jamiáh kampus setempat.[]
Laporan Irwansyah