Jakarta – Presiden AS Donald Trump punya satu alasan kuat untuk mempertahankan kehadiran pasukan AS di Suriah, yakni cadangan minyak berlimpah yang dimiliki Suriah.
Setelah menyebut Suriah sebagai negara pasir dan penuh kematian, dan meninggalkan Kurdi setelah AS bekerja sama dengan milisinya untuk melawan ISIS, Donald Trump kini membenarkan kebijakan militernya di Suriah.
Tetapi dalam beberapa hari terakhir, Trump telah menetapkan cadangan minyak Suriah sebagai alasan baru untuk tampil membalikkan arah dan mengerahkan ratusan pasukan tambahan ke negara yang dilanda perang. Dia telah menyatakan bahwa Amerika Serikat telah “mengamankan” ladang minyak di timur laut negara itu yang kacau dan menyarankan bahwa perebutan sumber daya alam utama negara itu membenarkan Amerika untuk memperluas kehadiran militernya di sana.
“Kami telah mengamankan minyak,” kata Trump kepada wartawan pekan lalu di Gedung Putih, sebelum mengingatkan mereka tentang bagaimana, selama perang Irak, ia menyerukan penjualan minyak Irak untuk membiayai biaya konflik yang sangat besar, menurut laporan New York Times, 27 Oktober 2019.
“Saya selalu selalu, jika Anda masuk – simpan minyaknya,” katanya. “Hal yang sama di sini: Simpan minyak.”
Berbicara lagi di Gedung Putih pada hari Jumat, Trump mengatakan bahwa dia telah melakukan itu di Suriah. “Kita sudah mengamankan minyak,” kata presiden kepada wartawan. “Kita punya banyak minyak.”
Pesan Trump membingungkan para mantan pejabat pemerintah dan analis Timur Tengah yang mengatakan bahwa mengendalikan ladang minyak Suriah, yang merupakan properti hukum pemerintah Suriah, menimbulkan banyak kendala praktis, hukum, dan politik.
Pejabat Pentagon mengatakan pada hari Jumat bahwa Amerika Serikat akan mengerahkan beberapa ratus tentara untuk menjaga ladang minyak di Suriah timur, meskipun Trump berulang kali mengatakan bahwa ia membawa pulang tentara Amerika dari Suriah. Menteri Pertahanan Mark T. Esper mengatakan bahwa Amerika Serikat akan mempertahankan kehadiran di Suriah untuk menolak akses ISIS untuk mendapatkan minyak. Pejabat militer mengatakan ada sekitar 500 tentara di Suriah, turun dari sekitar 2.000 tentara dibanding setahun lalu.
Trump pertama-tama berbicara tentang Amerika Serikat yang merebut minyak asing pada April 2011, ketika ia mengeluh tentang penarikan pasukan Presiden Barack Obama dari Irak. “Saya akan mengambil minyak,” kata Trump kepada The Wall Street Journal. “Saya tidak akan meninggalkan Irak dan membiarkan Iran mengambil minyak.”
Dalam wawancara dengan ABC News beberapa hari kemudian, Trump mengatakan, “Di masa lalu, Anda tahu, ketika Anda berperang, bagi pemenang adalah rampasan,” katanya. “Kalian masuk. Kalian memenangkan perang dan kalian mengambilnya.”
Tahun itu, Trump mendukung Amerika Serikat merebut cadangan minyak tidak hanya di Irak, tetapi juga di Libya, di mana Obama baru-baru ini melakukan intervensi dalam perang saudara negara itu. “Saya hanya akan masuk dan mengambil minyak,” katanya kepada Fox News.
Dalam beberapa hari terakhir, pemerintah asing yang bermusuhan terhadap AS telah memanfaatkan komentar Trump sebagai bukti motif jahat Amerika.
Pada hari Sabtu, juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia, Mayor Jenderal Igor Konashenkov, mengatakan bahwa apa yang dilakukan Amerika sekarang, perebutan dan penguasaan ladang minyak di Suriah timur di bawah kendali bersenjatanya, adalah, secara sederhana, sebagai bandit negara internasional.
Rusia juga merilis foto-foto yang diklaimnya menunjukkan alasan sebenarnya AS ingin mempertahankan pasukan di Suriah timur, yakni untuk melindungi perdagangan minyak ilegal dan meraup untung besar.
Dilaporkan RT.com, pada hari Sabtu Kementerian Pertahanan Rusia menerbitkan gambar udara sebagai bukti minyak mentah Suriah diselundupkan secara besar-besaran ke luar negara itu di bawah perlindungan AS.
Moskow mengatakan gambar-gambar hitam putih itu memperlihatkan sejumlah truk tanker, yang konon dimuat dengan minyak mentah, tersebar di provinsi timur laut Deir ez-Zor yang kaya minyak. Lusinan truk terlihat di dekat fasilitas pengumpulan minyak Daman, 42 km timur kota Deir ez-Zor, serta dekat Mayadin.
Kantor berita Iran Fars News Agency juga menulis bahwa sementara Washington mengklaim bahwa langkah itu sejalan dengan dugaan kampanye antiterornya di Suriah, analis melihat itu tidak lebih dari alasan untuk memaksakan kontrol atas pendapatan minyak Suriah.