SIGLI – Ketua DPRK Pidie Mahfuddin Ismail turut mengomentari aksi wall out sebahagian anggota saat penetapan Alat Kelengkapan Dewan (AKD).
Namun rapat paripurna penetapan AKD pada Jumat 8 November 2019 dinilai sudah tepat dan sah sebagaimana mekanisme yang berlaku.
“Jauh – jauh hari saya sebagai ketua DPRK Pidie sudah membangun komunikasi yang intens dengan semua fraksi di DPRK Pidie. Karena prinsip pertama dalam setiap pengambilan keputusan adalah dilakukan dengan cara musyawarah dan mufakat,” kata Mahfuddin Ismail kepada atjehwatch.com.
“Terakhir Kamis kemarin 7 November 2019, para pimpinan DPRK dan semua ketua fraksi yang ada di DPRK pidie berjumlah 7 fraksi ( 5 fraksi penuh dan 2 fraksi gabungan ) sudah duduk bersama melakukan musyawarah dan mufakat dalam rangka menyusun komposisi masing-masing AKD, dan semua fraksi sepakat untuk mengirimkan nama-nama anggota fraksi masing-masing dalam keanggotaan semua AKD.”
Menurutnya, kesepakatan bersama itu tertulis dalam berita acara rapat dan ditandatangani oleh semua ketua fraksi di DPRK Pidie. Hanya satu AKD saja yaitu Badan Kehormatan Dewan (BKD) yang tidak ditemukan titik temu dalam rapat pimpinan dan ketua fraksi-fraksi.
“Maka kemudian forum rapat pimpinan fraksi di DPRK Pidie sepakat juga mengikuti mekanisme pemilihan keanggotaan BKD dalam sidang paripurna, maka dilakukanlah pemilihan 5 orang calon anggota AKD dari 7 orang yang di kirim oleh fraksi – fraksi. Pas selesai voting suara BKD. Toh kemudian kami terkejut dengan aksi wall out mereka,” ujar politisi muda Partai Aceh ini.
Mereka yang wall out adalah Fraksi Demokrat, Fraksi Golkar dan Fraksi PAN-PKB.
“Artinya sidang penetapan AKD kemarin berjalan mulus dan tidak gaduh sebagaimana diberitakan oleh salah satu media, serta tidak pula melanggar kesepakatan yang sudah di buat bersama oleh semua ketua fraksi di DPRK Pidie.”
“Saya melihat mungkin aksi wall out mereka adalah bentuk solidaritas bersama mereka karena jauh-jauh hari mereka sudah membentuk koalisi bersama. Mungkin salah satu issuenya tentang rencana pembagian pimpinan – pimpinan AKD di DPRK. Toh menjelang injury time pemilihan AKD, koalisi mereka terpecah – belah dan akhirnya tidak mendapat satupun porsi pimpinan AKD.”
“Seharusnya mereka mengikuti proses pemilihan pimpinan AKD sampai tuntas karena di waktu wall out mereka kemarin belum dilakukan pemilihan pimpinan AKD, karena yang memilih pimpinan AKD itu adalah anggota AKD itu sendiri, seharusnya kawan-kawan 3 fraksi tersebut lebih bijak dengan mengikuti proses dulu sampai tuntas dengan melakukan lobi – lobi politik. Saya melihat itu adalah dinamika politik, jadi semua kita harus menerima kenyataan. Kedepan saya sebagai pimpinan DPRK tetap melakukan komunikasi dengan merangkul kembali kawan-kawan fraksi koalisi Pidie Hebat, sebagaimana nama Koalisi Pidie Hebat, kami yakin kedepan mereka lebih hebat dalam mengambil kebijakan,” kata Mahfud.