SINGKIL – Lembaga Biodiversity Conservation and Climate Protection In the Gunung Lauder Ecosystem (BCCPGLE) wilayah Aceh Singkil menggelar sosialisasi program ProKlim di aula Bappeda Aceh Singkil, Senin 18 November 2019.
BCCPGLE-KFW bekerjama dengan Pemerintahan Aceh melalui Dinas Lingkungan Hidup dengan Kehutanan Aceh dalam menyelenggarakan Program Kampung Iklim (ProKlim) di Wilayah Aceh Singkil.
Sebelum hadirnya program ini di Aceh Singkil, ProKlim merupakan salah satu komitmen masyarakat Aceh Singkil khususnya di tiga Kecamatan yakni Kuala Baru, Singkil, dan Kota Baharu.
Heriyanto., S. Hut, M.P selaku pemateri dalam acara sosialisasi ProKlim menjelaskan ProKlim merupakan program yang berlingkup nasional yang dikelola oleh Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam rangka meningkatkan keterlibatan masyarakat dan pemangku kepentingan lain untuk melakukan penguatan kapasistas adaptasi terhadap dampak perubahan iklim dan penurunan emisi gas rumah kaca serta memberikan pengakuan terhadap upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim yang telah dilakukan yang dapat meningkatkan kesejahteraan di tingkat lokal sesuai dengan kondisi wilayah.
Menurutnya, program ini dilaksanakan di wilayah administratif paling rendah setingkat rukun warga atau dusun dan paling tinggi setingkat kelurahan atau desa, atau wilayah yang masyarakatnya telah melakukan upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim secara berkesinambungan.
Fasilitator BCCPGLE-KFW Kabupaten Aceh Singkil, Nurwahidah., SP mengatakan menurut amatannya, hutan Aceh Singkil sudah gundul hal itu terbukti karena sering terjadi banjir. Oleh karena itu, kehadiran Proklim di Aceh Singkil tepat sekali.
“Hutan kita Aceh Singkil jangan ditebang lagi, kan sayang banjir terus. BCCPGLE-KFW Kabupaten Aceh Singkil berkomitmen melakukan penghijauan kembali melalui ProKlim,” ucap Nurwahidah
Disamping itu, kata Nurwahidah hadirnya ProKlim di Aceh Singkil akan menguntung masyarakat. BCCPGLE-KFW Kabupaten Aceh Singkil mengajak masyarakat melakukan hidroponik artinya melakukan penanaman dengan tidak menggunakan tanah. Masyarakat bertani dengan cara-cara modern sehingga lebih memudahkan yang bertujuan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat di kawasan hutan Aceh Singkil.
“Kita akan ajak masyarakat melakukan hidroponik, untuk memudahkan bertani. Hanya bermodal pipa saja tidak meski harus mempunyai sebidang tanah baru bisa bertani,” ucap Nurwahidah
Acara tersebut dihadiri dari unsur masyarakat desa dari 3 Kecamatan yaitu, keterwakilan masyarakat desa se-Kecamatan Kuala Baru, keterwakilan masyarakat Desa se- Kecamatan Singkil, dan keterwakilan masyarakat desa Se-Kecamatan Kota Baharu.[]