Jakarta – Pernikahan bisa hancur karena masalah mertua. Percekcokan antara menantu dan mertua sering terjadi karena tidak adanya kecocokan.
Tetapi, penelitian terbaru menemukan bahwa mencoba akrab dengan mertua menjadi salah satu kunci utama dalam mencegah perceraian dalam rumah tangga, terutama pada pria. Penelitian dari Lembaga Penelitian Sosial Universitas Michigan di Amerika Sertikat menemukan bahwa pria yang bergaul dengan mertua, 20 persen lebih mungkin menghindari perceraian.
Sayangnya, jika wanita mencoba melakukan hal yang sama, mereka 20 persen lebih mungkin untuk bercerai. Ini diduga karena wanita tidak menyukai gangguan adanya campur tangan orang lain dalam rumah tangga.
Peneliti utama, Dr. Terri Orbuch, mengatakan, “Karena hubungan sangat penting bagi wanita, identitas sebagai istri dan ibu adalah pusat keberadaan. Mereka menafsirkan apa yang dikatakan dan dilakukan mertua sebagai gangguan terhadap identitas sebagai pasangan dan orang tua.”
Untuk pria, disarankan agar berteman dengan mertua karena itu menciptakan ikatan. Orbuch berkata, “Ikatan ini menghubungkan suami dengan istri.”
Penelitian ini melibatkan 373 pasangan ras yang sama dan mempelajari mereka dan pernikahan mereka selama 26 tahun. Para suami yang berupaya dekat dengan mertua lebih cenderung untuk tetap menikah, dan para istri yang berusaha melakukan upaya yang sama lebih mungkin untuk bercerai.
Semua pasangan berusia antara 25 dan 37 tahun serta dalam tahun pertama pernikahan ketika studi dimulai pada 1986. Orbuch mengatakan bahwa orang tua dengan anak laki-laki harus bertindak hati-hati karena menantu perempuan peka terhadap gangguan mereka. Dia juga menyarankan agar istri menandai batas dengan menjaga agar unsur-unsur pernikahan tetap pribadi.