BANDA ACEH – Anggota DPR Aceh, Teuku Irwan Djohan, turut mengomentari polemik kebijakan Plt Gubernur Aceh yang mendapat banyak sorotan selama ini. Tiga polemic terakhir seperti penundaan pembangunan rumah dhuafa, pembelian mobil dinas lebih 100 miliar, serta pembalian pesawat N19 yang dinilai tak sesuai dengan kondisi Aceh.
Keadaan ini kemudian berlanjut dengan ‘serangan balasan’ terhadap penggadaan bibit ikan senilai 350 miliar lebih yang diduga milik DPR Aceh.
Namun suasana keakraban justru diperlihatkan Irwan Djohan dalam postingannya di akun media social Facebook miliknya, Minggu malam 15 Desember 2019.
“Saat ini Pak Nova Iriansyah (Plt Gubernur) adalah pemimpin Aceh. Beliau akan menjalankan visi dan misinya untuk membawa Aceh dan 5 juta rakyatnya menuju kemajuan, kemakmuran, kebahagiaan dan kesejahteraan. Sebagai Anggota DPRA. Salah satu kewajiban saya adalah mengawasi dan memberikan masukan kepada Pak Nova, agar melaksanakan tugasnya dengan baik, supaya tercapai visi dan misinya,” tulis Irwan.
“Sebagai Anggota DPRA -yang juga sekaligus rakyat Aceh- tentu saya berharap Pak Nova sukses menjalankan masa pemerintahannya. Tidak boleh ada niat buruk dari saya untuk merusak –apalagi menggagalkan– pemerintahan Pak Nova. Jika pemerintahannya berjalan dengan baik dan sukses, tentu sebagai bagian dari rakyat Aceh, saya juga akan ikut merasakan manfaatnya. Maka, saya akan terus memberikan dukungan kepada beliau agar bisa menyelesaikan masa pemerintahannya dengan baik.”
“Dan saya juga berharap agar nama beliau akan tercatat dalam sejarah sebagai salah seorang Gubernur Aceh yang sukses. Termasuk dalam soal polemik rencana pembelian pesawat yang sedang viral belakangan ini. Semoga beliau bersedia untuk mendengarkan masukan dari saya yang merupakan junior-nya ini. Namun yang lebih penting adalah mendengarkan rintihan dari rakyat kecil di Aceh, yang sudah sangat lama merindukan perubahan dan kesejahteraan yang nyata.”
“Terakhir Pak Nova Iriansyah ini sudah saya anggap seperti abang saya sendiri. Kebetulan…Ada banyak kesamaan antara saya dengan beliau, di antaranya (1) Sama-sama anak TNI. (2) Sama-sama arsitek.(3) Sama-sama alumni ITS, Surabaya. (4) Sama-sama bertempat tinggal (ber-KTP) di gampong Geuceu Kayee Jato, Banda Aceh. (5) Sama-sama merokok. (6) Sama-sama hobi begadang. Kalau sudah sekian banyak kesamaan seperti itu… Tidaklah mungkin saya akan membiarkan beliau terperosok akibat mengambil kebijakan yang keliru. Oh ya… Ada juga perbedaan mencolok di antara kami Pak Nova hobi MOGE (Motor Gede). Kalau saya mengendarai sepeda motor pun tidak bisa,” akhiri Irwan.
Postingan tersebut kemudian dikomentari oleh sejumlah warganet asal Aceh. Irwan mengizinkan statusnya tersebut dikutip atjehwatch.