BANDA ACEH – Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Aceh menilai penurunan harga tiket pesawat penerbangan berbiaya rendah pada rute domestik akan menggairahkan pariwisata di provinsi paling Barat Indonesia ini.
“Itu (penurunan tiket) bagian dari strategi maskapai. Cuma dampaknya tidak bisa kita lihat sekarang, tetapi paling cepat dua bulan mendatang,” terang Sekretaris Asita Aceh, Totok Julianto di Banda Aceh, Senin (13/1).
Menurut dia, penurunan harga tiket rute dalam negeri tersebut sudah pasti menghidupkan kembali berbagai destinasi wisata, khususnya di provinsi yang terkenal dengan syariat Islam.
Lazimnya bagi wisatawan domestik di Tanah Air akan merencanakan perjalanan mereka sejak jauh hari, dan biasanya disesuaikan dengan waktu anak sekolah liburan terutama di hari kejepit nasional.
Seperti diketahui, dewasa ini harga tiket pesawat berbiaya rendah untuk penerbangan langsung pada rute domestik, seperti Banda Aceh-Jakarta Rp 1 juta per orang, dan Banda Aceh-Medan Rp 448 ribu per orang.
“Di dunia pariwisata ini, wisatawan kan punya planning (rencana). Lain hal jika dibandingkan dengan perjalanan dinas atau urusan kantor instansi pemerintah,” katanya.
Namun, ia mengklaim, penurunan harga tiket pesawat oleh maskapai bersama dengan memasuki low season atau musim sepi akibat minimnya jumlah penumpang dalam setiap penerbangan.
“Saat inikan hingga beberapa bulan kedepan, memang lagi low season. Mungkin secara ekonomi, pasarnya yang menghendaki harga tiket pesawat turun,” jelas dia.
“Yang jelas, kalau tiket maskapai domestik turun, itu akan membuat orang jadi senang melakukan traveling. Kita sebagai stakeholder wisata, pastilah nanti bisnisnya bagus lagi,” terang Toto.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wishnutama akhir tahun 2019 mengaku, pihaknya terus berkoordinasi dengan Menteri Perhubungan Budi Karya dan Menteri BUMN Erick Thohir untuk mengkaji masalah tersebut dan mencari solusinya.
“Saya bersama Menteri Perhubungan, Menteri BUMN, akan ‘me-review’ semua kemungkinan untuk menekan harga tiket. Salah satu faktor utamanya kan harga tiket. Itu juga ada laporannya AP II soal masalah turunnya jumlah okupansi,” katanya.
Meski demikian, Wishnutama mengatakan, upaya menekan harga tiket pesawat bukan perkara mudah. Pasalnya, masalah harga tiket pesawat yang tinggi itu sangatlah kompleks karena dipengaruhi banyak faktor.
“Bukan kerja yang sederhana karena kan kompleks, macam-macam, ada pengaruh harga avtur, leasing dan lainnga. Jadi kita harus lihat secara komprehensif bagaimana cara menekan harga tiket agar komprehensif,” ungkap Menteri Whisnutama.