BANDA ACEH -Perwakilan Badan Kerjasama Internasional Jepang melalui Kantor JICA Indonesia berkunjung ke Aceh. Mereka ingin menjalin kerjasama dengan Pemerintah Indonsia, khususnya Aceh di kebencanaan.
“Kerjasama diwakili Nebama Mind Institute (Nebama) di bawah Program Kemitraan JICA. Kerjasama dilakukan dengan Musium Tsunami Aceh untuk mensosialisasikan pengurangan risiko kebencanaan,” kata Sahib, pensus Kadisbudpar Aceh saat menjemput rombongan asal Jepang di Bandara Sultan Iskandar Muda, Banda Aceh, Selasa 4 Februari 2020.
Kata Sahib, Proyek Disaster Risk Reduction (DRR Project) atau pengurangan risiko bencana akan dilakukan dalan dua kecamatan di Banda Aceh sebagai pilot project yang perkembangannya akan dipantau dalam 20 bulan.
“Kalau berhasil dalam 20 bulan akan ada kelanjutan untuk daerah lainnya di Aceh, sebagai pengembangan program sejenis di Kamaishi, Jepang, kota yang juga mengalami kerusakan hebat akibat Tsunami.” ujarnya.
Namun begitu, lanjutnya, teknis kerjasama akan disepakati bersama karena penandatanganan akan dilakukan Perwakilan Pemerintah Jepang melalui JICA Indonesia, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Pusat, dan Pemerintah Aceh.
Perwakilan JICA Indonesia yang sudah berada di Aceh antara lain Perwakilan JICA Indonesia Kazunori Ishi, Mamager Project JICA Eri Hiese, Tim Project JICA Nauko Hitachi, dan Perwakilan Walikota Kamaishi kazanori Ishii.
Dijadwal besok mereka akan melakukan rapat khusus dengan Dinas Budpar Aceh, dan dipastikan akan tiba, Rabu besok, Pelrefectural Govermen Bereau of Reconstruction Director Mr. Masonori Kumagai, Tohuku University Mr. Boret Penmellen Sebatien, dan Iwate Tsunami Memorial Museum Deputy Director Takesi Igosawa. (joe)