Jakarta – Wabah virus corona memukul industri otomotif. Penjualan mobil di China pun terjun bebas. Sebelumnya, Asosiasi Mobil Penumpang China (CPCA) mengatakan, penjualan mobil pada Februari 2020 turun 80%. Namun, CPCA tidak memberikan rincian angka penjualan lebih detail.
Diberitakan Reuters yang mengutip data penjualan mobil di China, rata-rata pabrikan otomotif di China merana karena virus corona. Penjualan mobil berbagai merek otomotif di China anjlok. Penjualan mobil merek Jepang seperti Nissan dan Honda terjun bebas.
Yang pertama, BAIC yang menjajakan kendaraan listrik hanya menjual 1.002 unit pada Februari 2020. Angka itu turun 65,1% dibanding Februari tahun sebelumnya.
Produsen mobil listrik China, BYD, juga ikut terpukul. Bulan lalu, penjualan mobil listrik BYD hanya 5.501 unit, turun 79,5% dibanding Februari 2019.
GAC yang memiliki usaha patungan dengan Toyota, Honda, Mitsubishi dan FCA bulan Februari hanya menjual 19.347 unit mobil. Angka itu turun 81,1% dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya.
Selanjutnya, Geely Automobile juga penjualannya anjlok 75%. Penjualan Geely pada Februari 2020 hanya sebanyak 21.168 unit untuk merek Geeely dan Lynk & Co.
SAIC Motor, perusahaan patungan General Motors (GM) yang juga induk Wuling menjual 7.612 unit mobil pada Februari. Penjualan SAIC Motor turun hingga 92,2%.
Honda Motor yang memiliki usaha patungan dengan GAC dan Dongfeng penjualannya merosot 85,1%. Honda di China hanya menjual 11.288 unit mobil pada Februari 2020.
JAC, perusahaan mobil listrik yang merupakan usaha patungan Volkswagen menjual 11.550 unit mobil, turun 63,4%.
Kemudian JMC yang sebagian sahamnya dimiliki Ford penjualannya juga anjlok hingga 64,5%. Februari 2020, JMC hanya menjual 4.672 unit mobil.
Terakhir Nissan yang punya usaha patungan dengan Dongfeng di China, angka penjualannya hanya sebanyak 15.111 unit. Itu turun 80,3% dibanding Februari 2019.