DOHA – Utusan khusus Qatar untuk Gaza, Mohamed Al Emadi, menyatakan pihaknya bekerja sama dengan Qatar Fund for Development mulai memberikan bantuan kepada rakyat Gaza untuk mendukung upaya kemanusiaan dan bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Pemberian ini sebagaimana arahan Emir Qatar Syekh Tamim bin Hamad al-Thani. Bantuan keuangan yang diberikan kepada warga Palestina di Gaza, seperti dilansir dari Gulf-Times pada Rabu (25/3), yakni sebesar 150 juta dolar AS untuk enam bulan.
Al Emadi mengatakan, dukungan keuangan yang diberikan kepada berbagai pusat karantina di Gaza bertujuan untuk menyediakan makanan, produk elektronik dasar, dan furnitur.
Selain itu, bantuan yang diberikan termasuk bahan bakar yang dibutuhkan untuk memasok listrik ke pusat-pusat wilayah. Ini dilakukan juga sebagai bagian dari upaya untuk mendukung perjuangan Gaza melawan virus corona atau covid-19 dan upaya internasional Qatar ke arah itu.
Al Emadi menambahkan, proses pemberian bantuan dilakukan lewat kerja sama dengan kementerian dan otoritas yang ditunjuk yang dipimpin oleh Kementerian Pembangunan Sosial Gaza dan Kementerian Kesehatan Palestina.
Kementerian Kesehatan Palestina mengumumkan dua kasus infeksi virus corona jenis baru atau Covid-19 di Jalur Gaza pada Ahad (22/3). Ini menjadi kasus pertama yang didiagnosis di wilayah tersebut.
Kasus infeksi virus corona jenis baru terjadi pada dua warga yang baru kembali dari Pakistan ke Jalur Gaza. Koordinator Kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk wilayah Palestina yang diduduki, Jamie McGoldrick mengungkapkan, wabah covid-19 di Gaza bisa menjadi mengerikan.
Sebab, ada blokade yang terjadi di sana dalam jangka panjang, wilayah yang padat penduduk, dan terbatasnya fasilitas kesehatan di wilayah tersebut.
McGoldrick sebagaimana dilansir Anadolu Agency, Senin (23/3), pun mengkhawatirkan tentang situasi di Jalur Gaza, dan bahkan dia mengatakan akan banyak orang yang terjebak di wilayah tersebut jika dilanda wabah epidemi. Keadaan ini akan mengakibatkan penyebaran virus.
Dalam sebuah wawancara yang diterbitkan pada Sabtu kemarin di situs web PBB, McGoldrick menunjukkan sistem kesehatan yang lemah dan tidak memadai di Gaza misalnya dalam hal sumber pendanaan dan peralatan.
Hanya dia mengakui, otoritas di Gaza memang terus berhubungan dengan administrasi Palestina dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk perbaikan sistem kesehatan.[