BANDA ACEH – Palaku angkutan umum antara daerah di Aceh mulai kuatir tidak sanggup menutupi tagihan “kredit” perbulannya, selain memang tidak terpenuhi biaya untuk operasional.
“Sekarang banyak pengusaha armada yang was-was, satu perusahaan armada minimal harus menutupi kredik Rp-10 – 15 juta setiap bulan,” kata Nasruddin, pelaku usaha angkutan di Terminal L300 Lhueng Bata Banda Aceh, Rabu (1/4).
Katanya, sejak wabah corona merebak sudah ada beberapa angkutan yang menggudangkan mobil mereka, karena sebagian daerah juga menutup terminalnya.
Namun begitu, masih ada juga armada yang berani kendati pendapatan tidak sesuai dengan kebutuhan operasional.
“Mau bagaimana lagi, kalau penumpang memang tidak ada tapi ada masukan dari pengiriman. Banyak mahasiswa yang mengirimkan sepeda motor ke daerah,” ujarnya.
Terkait hal himbauan presiden RI Joko Widodod yang menyebut pemerintah akan memberi keringanan kepada pengusaha menengah dengan penundaan pembayaran akibat Covid-19, Nasruddin itu baru diketahui pada jatuh tempo bulan ini.
Pengamatan penulis di Terminal Angkutan L300 memang terilhat lengang dan perjalanan ke daerah sudah tutup setelah pukul 5.
Informasi lainnya menyebutkan angkutan jenis Hi-Ace ke Medan sudah berhenti sama sekali, karena tidak cukup penumpang.
“Bila wabah Corona berkepanjangan, tanpa ditutup pemerintahpun, pengusaha akan menutup sendiri usaha angkutan ini,” demikian Nasruddin. [joe]