Aceh – Pelaku Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Provinsi Aceh mengalami sejumlah hambatan pasca merambaknya virus corona atau Covid-19. Bahkan tak sedikit di antara mereka yang kehilangan pekerjaannya.
Fauziah, salah satu pengusaha UMKM di objek wisata Kapal Lampulo, Kota Banda Aceh, Aceh mengatakan, semenjak virus corona usahanya tutup total. Hal ini menyusul penutupan sejumlah objek wisata di Tanah Rencong untuk mencegah penyebaran virus corona.
“Sudah satu bulan tidak jualan, karena kita di Lampulo tempat wisata, selama virus corona tamu-tamu tidak boleh masuk,” kata Fauziah saat ditemui di Pasar Tani, Kota Banda Aceh, Rabu, 8 April 2020.
Ia menjelaskan, sebelum virus corona usaha berjalan cukup lancar. Dalam sehari, Fauziah memperoleh omzet antara Rp 3 juta sampai Rp 4 juta. Sebab, objek wisata selalu ramai dikunjungi pengunjung.
“Satu hari ada 3 juta, 4 juga, tergantung juga dengan kondisi,” tutur Fauziah.
Setelah tutup satu bulan, Fauziah mulai menjajakan lagi usahanya di Pasar Tani yang digelar setiap pekan oleh Pemerintah Aceh. Menurutnya, program ini cukup bagus untuk memfasilitasi para pedagang dengan pembeli.
“Alhamdulillah banyak laku, keumamah hampir habis,” ujar dia.
Amatan Tagar, Pasar Tani kembali digelar meski kondisi sedang wabah corona. Namun, pelaksanaan kali ini lebih ketat, di mana setiap pengunjung diwajibkan memakai masker.
Selain itu, para pengunjung juga harus melewati penjagaan di gerbang. Di sana, para pengunjung akan diperiksa suhu tubuh. Hal ini untuk pencegahan virus corona.
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Aceh, Abdul Hanan mengatakan, aturan wajib memakai masker untuk pengunjung memang sengaja dilakukan supaya sesuai dengan protokol kesehatan.
Selain memakai masker, kata Hanan, pengunjung juga wajib mencuci tangan dan mengukur suhu tubuh. Saat berbelanja, pengunjung juga harus menjaga jarak satu sama lain.
“Pelaksanaannya disesuaikan dengan kondisi darurat Covid-19, setiap yang masuk di depan itu diwajibkan menggunakan masker, dan diukur suhu setiap masuk, mereka wajib cuci tangan,” ujar Hanan.
Ia tak membantah kalau ada pengunjung yang masih bandel yang mengabaikan protokol kesehatan, seperti tak menjaga jarak. Menurut Hanan, ini akan menjadi evaluasi mereka ke depan.
“Ini perlu kesadaran dari masyarakat saat melakukan belanja. Kekurangan-kekurangan kali ini dalam hal ini menjaga jarak akan menjadi evaluasi ke depan sehingga lebih baik,” ujarnya. []
Sumber:Tagar.id