LHOKSEUMAWE- Setiap mendekati bulan suci Ramadhan, masyarakat Aceh punya tradisi pergi ke pasar untuk membeli daging sapi atau ayam dalam jumlah lebih banyak dari biasanya. Daging itu nantinya akan dimakan bersama keluarga.
Tradisi yang dinamakan meugang selalu berlangsung menjelang Ramadhan. Bahkan, saat dunia dilanda wabah virus corona pun, tampaknya masyarakat Aceh akan tetap melaksanakan meugang. Hanya saja, ada beberapa penyesuaian yang dilakukan pemerintah.
Semisal di Kota Lhokseumawe, warga diminta tidak pergi keluar desa untuk membeli daging. Pemerintah Kota Lhokseumawe bakal menyediakan pasar daging di setiap desa untuk kebutuhan meugang.
“Kita bukan tiadakan meugang. Cuma berjualan dagingnya tidak di pasar. Ini sudah kita sampaikan ke seluruh camat untuk seterusnya disampaikan ke desa,” kata Wali Kota Lhokseumawe, Suaidi Yahya, kepada Kompas.com, Sabtu (18/4/2020).
Kebijakan itu diambil untuk menghindari penumpukan masyarakat saat membeli daging, sehingga berpotensi terjadi penyebaran virus corona.
“Ini harap dimaklumi. Kita ingin menjaga agar tidak ada penumpukan masyarakat dan berdesakan saat pembelian daging. Ini untuk memutus rantai penyebaran virus,” kata Suaidi.
Suaidi berharap, kebijakan itu bisa dipahami masyarakat dengan tidak mengurangi khidmat tradisi meugang. “Beli daging di desa masing-masing saja,” katanya. Sementara itu, Wakil Bupati Aceh Utara, Fauzi Yusuf, menyebutkan pemerintahnya tetap mengizinkan pembelian daging di pasar.