Jakarta – Amerika Serikat menuding ISIS sebagai dalang dari aksi serangan terhadap rumah sakit bersalin di Kabul, Afghanistan pada Kamis (14/5). ISIS diklaim juga menjadi dalang di balik ledakan yang terjadi di sebuah pemakaman di hari yang sama.
Negosiator AS, Zalmay Khalilzad mengatakan aksi pengeboman tersebut mengusik proses damai yang antara AS, Taliban, dan Afghanistan.
Khalilzad mengatakan pemerintah AS menilai ISIS cabang Khorasan, Afghanistan telah menentang perjanjian upaya damai dan mendorong adanya sektarian seperti di Irak dan Suriah.
“Daripada terperangkap dengan aksi ISIS dan menunda proses damai, rakyat Afghanistan harus bersatu untuk menghancurkan ancaman ini dan mengejar peluang damai,” tulisnya seperti mengutip AFP.
“Tidak ada lagi alasan. Warga Afghanistan dan dunia pantas mendapatkan yang lebih baik.”
Sejauh ini, ISIS belum angkat suara terkait klaim bertanggung jawab atas serangan mematikan di rumah sakit bersalin.
Sejauh ini, kelompok ekstrimis tersebut hanya mengklaim bertanggung jawab atas pengeboman di pemakaman yang menewaskan 32 pelayat.
Aksi pengeboman yang menimpa RS bersalin memicu amarah dari Presiden Afghanistan Ashraf Ghani.
Ghani mengatakan pemerintahannya diakui secara internasional dan akan melanjutkan sikap ofensif terhadap Taliban.
Sebuah serangan bom menimpa rumah sakit bersalin di Kabul hingga menewaskan setidaknya 24 orang, melukai puluhan orang, dan puluhan bayi harus dievakuasi. Pelaku dilaporkan tewas dalam operasi pembersihan oleh aparat.
Taliban pada 29 Februari lalu menandatangani perjanjian damai dengan Amerika Serikat. Kesepakatan tersebut mencakup penarikan pasukan AS dari Afghanistan. []