IDUL FITRI kali ini mungkin agak berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Kondisi ini terjadi karena wabah Corona yang sedang melanda di seluruh negara di dunia.
Ramadan sebulan penuh dijalankan dalam kesunyian. Pemerintah gencar-gencarnya berkampanye dengan tagline ‘Dirumahsaja.” Demikian juga dengan aktivitas perkantoran dan swasta. Sepi dan lesu.
Para ASN bekerja dari rumah. Sementara pekerja swasta banyak yang dirumahkan. Hanya beberapa yang dipertahankan.
Di Banda Aceh dan Aceh Besar, tak ada tradisi sahur keliling bagi para pemuda dan anak-anak untuk membangunkan warga. Kemeriahan sedikit berkurang dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Tak ada perang meriam bambu yang menjadi tradisi masyarakat di pedalaman Pidie jelang Idul Fitri.
Tak ada buka puasa bersama dari setiap organisasi serta lembaga-lembaga pemerintahan selama Ramadan kali ini.
Tak ada mudik sekaligus pulang kampung.
Namun semua tadi adalah tradisi. Sedangkan makna dan tujuan Ramadan sendiri tetap berlangsung dari rumah-rumah dan lorong perkampungan di seluruh Aceh dan negara yang mayoritas muslim di dunia.
Ramadan adalah bulan yang penuh keberkahan dan ampunan. Bulan yang setiap amal ibadahnya dilimpahkan pahala yang berlimpah ganda oleh sang pencipta.
Satu hal yang positif selama wabah Corona merebak, adalah kepedulian social yang meningkat dratis. Ini bisa dilihat dari banyaknya warga yang membantu fakir miskin dengan sembako serta bantuan lainnya. Saling membantu antar sesama agar bisa melewati masa-masa paceklik seperti sekarang.
Dan dalam beberapa hari kedepan, Idul Fitri akan menyapa. Penutup aktivitas Ramadan selama sebulan terakhir.
Maka, dari segala keterbatasan, dua tangan di atas kepala, kami dari redaksi dan manejemen atjehwatch.com juga ingin mengucapkan selamat Idul Fitri untuk muslim dimanapun berada. Mohon maaf lahir dan batin.
Tuhan mungkin sedang menguji kita. Walaupun tak bisa berjabat tangan, tapi silaturahmi tetap terjaga.
Kami (atjehwatch.com) akan tetap mengaupdate infomasi terbaru untuk ada para pembaca.
Selamat Idul Fitri….